Kelompok Anarko di Pusaran Aksi Kerusuhan Tolak Omnibus Law

  • Sabtu, 10 Oktober 2020 - 09:13:36 WIB | Di Baca : 2022 Kali

SeRiau - Pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja dalam rapat paripurna DPR pada Senin (5/10) telah menimbulkan tentangan dari publik. 

Akibatnya, terjadi gelombang demo sehari setelah pengesahan. Puncaknya, aksi menolak UU sapu jagat tersebut pecah pada Kamis (8/10).

Demo terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Massa yang terdiri dari kalangan mahasiswa dan buruh kompak meminta Presiden Jokowi membatalkan Omnibus Law melalui penerbitan Perppu.

Sayangnya, mayoritas aksi berujung ricuh. Fasilitas umum dirusak bahkan dibakar, mobil polisi tak lepas dari amukan massa. Aksi yang diduga ditunggangi tersebut membuat polisi menangkap ribuan orang dari berbagai daerah. 

Polisi menyatakan mereka yang ditangkap bukanlah buruh atau mahasiswa, melainkan kelompok anarko.

Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Argo Yuwono, mengatakan anggota anarko yang ditangkap dari berbagai daerah berjumlah 796 orang.

"Beberapa orang yang diamankan yang terindikasi itu dari kelompok anarko itu sebanyak 796 orang di Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jatim, PMJ (Jakarta), Sumut, dan Kalimantan Barat,” kata Argo di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (9/10).

Argo menuturkan, anggota anarko ditangkap lantaran merusak fasilitas publik serta menyasar kendaraan dinas kepolisian, pos polisi, hingga ambulans.

“Jadi kalau kita melihat berapa yang kita amankan tadi, dampak anarkistis terhadap kepolisian,” ucap Argo.

Dari hampir 800 anggota anarko yang ditangkap mayoritas berasal dari demo ricuh di Jakarta. Tak ayal, Jakarta menjadi wilayah paling parah terdampak demo rusuh, sebanyak 20 halte Transjakarta dirusak dan dibakar.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, mengatakan kelompok anarko memang bertujuan membuat kerusuhan, bukan menyampaikan aspirasi menolak Omnibus Law. Ia menyebut dari 1.192 orang yang ditangkap saat demo rusuh, mayoritas merupakan anarko.

"Anarko itu bukan profesi, anarko itu orang yang niat melakukan kerusuhan. Siapa-siapa saja mereka? ada yang pelajar, ada yang pengangguran, pelajarnya pelajar STM, hampir setengahnya pelajar STM dari 1.192 orang," ucapnya.  

"Tetapi memang tujuannya ini bukan bergabung dengan teman-teman yang serikat yang memang tujuannya menyampaikan pendapat menolak UU Ciptaker. Tujuannya untuk membuat rusuh," lanjut Yusri.

Tak hanya di Jakarta, kelompok anarko juga merusuh di Medan, Sumut. Demo di depan DPRD Sumut, Medan, yang awalnya berjalan damai berakhir ricuh. 
Kapolda Sumut, Irjen Pol Martuani Sormin, mengatakan kericuhan diduga didalangi kelompok anarko dan geng motor. 

"Ada 32 kelompok anarko yang tergabung dalam geng motor salah satunya geng motor ezto. Serta ada 3 pengunjuk rasa yang positif narkoba," kata Martuani. 
Sejauh ini, kata Martuani, sudah 3 orang dari kelompok anarko yang ditetapkan sebagai tersangka. 
"(Satu) membawa sajam kita akan proses, 2 orang pelaku (lainnya) merusak mobil dinas polisi," ucapnya. (**H)


Sumber: kumparan.com





Berita Terkait

Tulis Komentar