Korea Utara Klaim Uji Coba Roket Balistik Tipe Terbaru

  • Senin, 15 Mei 2017 - 10:34:09 WIB | Di Baca : 856 Kali
Pyongyang, SeRiau-  Korea Utara mengklaim bahwa rudal yang diuji coba pada Minggu (14/05) ialah tipe roket terbaru yang mampu membawa hulu ledak nuklir besar. Rudal tersebut, yang diluncurkan pada sudut yang terjal, nyaris tegak lurus, mencapai ketinggian 2.000km dan menempuh jarak sekitar 700km sebelum mendarat di laut sebelah barat Jepang. Korea Utara mengatakan pada Senin (15/05), mereka menguji coba kemampuan "rudal balistik hasil pengembangan terbaru". Kantor berita Korea Utara KCNA mengatakan pada Senin (15/05) bahwa uji coba "roket balistik jarak sedang/jauh hasil pengembangan terbaru, Hwasong-12" berjalan sesuai rencana "Uji peluncuran tersebut bertujuan membuktikan spesifikasi teknologi dan taktis dari roket balistik hasil pengembangan terbaru, yang mampu membawa hulu ledak nuklir ukuran besar," lansirnya. Laporan KCNA mengatakan bahwa, seperti biasanya, uji coba roket tersebut diawasi oleh Pimpinan Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un. Dalam laporan itu disebutkan bahwa para ilmuwan dan teknisi yang terlibat agar "tidak berpuas diri", namun terus membangun "senjata nuklir dan metode pengirimannya" sampai AS mengambil "pilihan yang paling benar. Uji coba itu, yang lagi-lagi merupakan pelanggaran terhadap sanksi PBB, dikecam berbagai kalangan. AS dan Jepang telah mengusulkan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada Selasa (16/05). Korea Utara diketahui tengah mengembangkan senjata nuklir serta rudal yang dapat mengantarkan senjata tersebut ke target. Keduanya merupakan pelanggaran terhadap sanksi PBB. Namun belum jelas apakah Korut mampu membuat senjata nuklir yang cukup kecil untuk dipasang pada roket, dan mereka belum pernah menguji rudal balistik lintas benua (ICBM) yang dapat mencapai, misalnya, AS. ICBM dianggap memiliki daya jangkau sekitar 6.000km, namun para analis percaya bahwa rudal yang diuji coba pada Minggu akan menempuh jarak sekitar 4.000km jika ditembakkan pada lintasan yang standar, bukannya ke atas. Gedung Putih telah mempertimbangkan pembicaraan dengan Korea Utara dalam kondisi yang tepat, mencakup antara lain penghentian uji coba rudal. (BBC) Namun dalam pernyataan pers pada Minggu (14/05), Gedung Putih mengatakan Pyongyang telah "terlalu lama menjadi ancaman yang mencolok" dan bahwa "provokasi terakhir ini" seharusnya "menjadi panggilan bagi semua negara untuk menerapkan sanksi yang lebih keras" ujarnya. Duta AS untuk PBB, Nikki Haley, mengatakan pada Minggu bahwa sampai Kim Jong-Un memenuhi persyaratan dari AS, "kami tidak akan duduk bersama dengannya". Presiden baru Korea Selatan, Moon Jae-in, yang mengupayakan hubungan lebih dalam dengan tetangganya di utara, menyebut uji coba terbaru ini "provokasi gegabah" sedangkan China, satu-satunya sekutu Korea Utara, mendesak sekutunya untuk menahan diri.( Sumber : Detiknews.com)





Berita Terkait