Pentingnya Mengetahui Potensi dan Kelemahan Diri Sebelum Menikah

  • Selasa, 26 September 2023 - 17:06:22 WIB | Di Baca : 585 Kali

 

Seriau,- Manusia belum memikirkan terkait pernikahan? Sebaiknya, jangan sembrono. Apalagi, mengentengkan dengan mengira bahwa alur kehidupan tidak perlu memiliki haluan (pedoman, prinsip, atau garis-garis batas) sebagai pemandu.

Menganggap masalah nikah merupakan perkara remeh. Sadarlah, durasi pernikahan umumnya melampaui 60% usia kehidupan. Artinya, ketika meninggal di usia 70 dapat dikalkulasikan umur pernikahannya ialah 42 tahun. Bukan waktu singkat untuk dilalui bersama orang yang dicintai.

Menikah bukan untuk mengadu gengsi. Menikah bukan urusan sepele. Menikah harus bertujuan hingga sampai mati. Menikah bukan sekadar guna menghalalkan perbuatan yang haram agar bisa berubah jadi boleh, pantas, lumrah, atau wajar.

Menikah bukan dimaksudkan mendapat puja puji dari kerabat maupun teman. Menikahlah untuk membahagiakan pasangan sekaligus demi memperoleh ketenangan dan kedamaian bersama. Dengan demikian, pastikan setelah menikah mayoritas periode hidup menjadi semakin lebih bahagia.

Tak perlu berpura-pura menjadi manusia sempurna demi memperoleh pasangan sesuai idaman. Tidak usah bersandiwara supaya lawan jenis tertarik untuk semangat diajak menuju jenjang pernikahan. Sebab, pernikahan itu bukan cuma dilalui satu ataupun lima tahun. Namun, semestinya dijalani sampai nyawa terlepas dari raga.

Aklhasil, janganlah main-main dalam memilih pasangan. Hindari mencoba-coba, penasaran berlebihan, terlalu berharap sesuai impian, dan gegabah menjalin hubungan serius. Hendak beli mobil, sepeda motor, dan HP saja tidak mau sembrono.

Ada banyak pertimbangan. Sudahkah spesifikasi yang bakal dimiliki tersebut betul-betul dibutuhkan dan cocok dengan kemampuan finansial untuk pemakaian jangka panjang? Dengan catatan, kalau tujuan membeli lantaran hanya ingin memenuhi gaya hidup, tentunya beda cerita.

Terpenting punya uang melimpah, tak perlu lagi banyak panjang pikir atau khawatir salah dalam memutuskan. Kalau keliru, tinggal buang lalu beli yang baru lagi.***

Penulis: H Abdul Kudus Zaini. MT, MS, TR, IPM (Program Studi Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau)
 





Berita Terkait

Tulis Komentar