Sempat Dikabarkan Bakal Keluar dari F1, Ferrari Buka Suara

  • Jumat, 24 April 2020 - 05:40:55 WIB | Di Baca : 1427 Kali

SeRiau - Tim Scuderia Ferrari membantah berencana keluar dari kompetisi balap "jet darat" atau Formula 1 ( F1).

Kabar Ferrari bakal keluar dari F1 bermula dari headline The Guardian setelah wawancara dengan ketua tim Ferrari, Mattio Binotto.

Dalam artikel tersebut, tim paling tua dan tersukses di F1 itu mengancam dan meninggalkan balapan jika plafon bujet untuk 2021 terlalu rendah.

Namun, headline tersebut telah diubah oleh piahk terkait.

Sementara juru bicara Ferrari menyebut bahwa Binotto tidak mengatan timnya akan meninggalkan F1.

"Sebaliknya, dia bilang jika kami tidak ingin berada di posisi yang harus melihat opsi lain selain terus membalap di F1 untuk mengembangkan DNA balapan kami," kata sang juru bicara dikutip Antara News dari Reuters.

Adapun pernyataan Binotto kepada Guardian tidak lain dari pemotongan bujet yang drastis diminta sejumlah tim karena dampak dari pandemi virus corona atau Covid-19.

Sehingga, kata Binotto, bisa membahayakan pekerja yang ada di pabrik Ferrari di Maranello.

Pihak F1 sejatinya memang berencana menerapkan batas atas bujet tim sebesar 175 juta dolar AS atau setara Rp 2,7 triliun pada musim 2021.

Akan tetapi, sejumlah tim ingin tetap menguranginya.

"Level 145 juta dolar itu permintaan baru dan menuntut dibanding apa yang telah dikeluarkan pada Juni lalu," kata Binotto.

"Hal itu tak bisa tercapai tanpa adanya pengorbanan yang signifikan, khususnya dalam hal sumber daya manusia," ujar dia menambahkan.

Ferrari menggarisbawahi karakteristik tim kompetitor yang berbeda-beda, beberapa dari mereka adalah tim yang dimiliki perorangan.

Sedangkan tim lainnya merupakan bagian dari pabrikan besar yang beroperasi di negara-negara berbeda dan di bawah peraturan yang juga tak sama.

"Oleh karena itu tak akan sesederhana dan semudah itu membuat perubahan strukturan dengan memangkas biaya secara linear," kata dia.

"Kami semua paham jika F1 dan juga seluruh dunia saat ini sedang menjalani masa-masa sulit karena pandemi Covid-19."

"Akan tetapi, ini bukanlah saatnya untuk bereaksi dengan terburu-buru karena ada risiko dari membuat keputusan di balik situasi darurat tanpa mengevaluasi konsekuensinya secara jelas," tandas Binotto. (**H)


Sumber: KOMPAS.com





Berita Terkait

Tulis Komentar