Dampak Gempa Ambon: 25 Ribu Warga Mengungsi, Butuh Tenda hingga MCK

  • Sabtu, 28 September 2019 - 19:07:31 WIB | Di Baca : 1073 Kali

SeRiau - Gempa berkekuatan 6,5 magnitudo (6,8 M sebelum dimutakhirkan) yang mengguncang Ambon, Maluku, pada Kamis (26/9), masih menyisakan trauma bagi sebagian penduduknya.

Menurut data terbaru, korban tewas berjumlah 20 orang. Jumlah ini berkurang dari data BNPB sebelumnya yang menyebut 23 orang meninggal. Namun, data diperbaiki setelah berkoordinasi dengan Pusdalops BPBD Maluku.

"8 korban di Kota Ambon, 10 korban di Kabupaten Maluku Tengah dan 2 korban di Kabupaten Seram Bagian Barat," ujar Plt Kapusdatin BNPB, Agus Wibowo, dalam keterangannya, Sabtu (28/9).

Sementara itu, korban luka-luka tercatat sebanyak 108 orang di Kabupaten Maluku Tengah, 13 orang di Kabupaten Seram Bagian Barat, dan 31 orang di Kota Ambon. Sehingga total korban luka mencapai 152 orang.

Setidaknya, jumlah warga yang mengungsi akibat bertambah mencapai 25.000 jiwa. Mereka mengungsi karena bangunan rumahnya rusak, dan was-was gempa susulan yang masih terjadi di wilayah Maluku. 

"Kebutuhan mendesak yang dibutuhkan untuk para pengungsi maupun korban luka-luka meliputi; tenda, terpal, makanan dan minuman, makanan bayi, makanan instan, obat-obatan, popok bayi, pembalut wanita, selimut, matras, alat penerangan, tandon air, sarana MCK, pelayanan kesehatan dan psikologi, hingga bahan bakar minyak dan sebagainya," ungkap Agus.

BPBD setempat juga telah memberikan sosialisasi dan trauma healing kepada para pengungsi dan korban terdampak lainnya. 

Terjadi 475 Gempa Susulan

BMKG mencacat hingga Sabtu pukul 11.00 WIT atau 09.00 WIB, telah terjadi 475 kali gempa susulan di wilayah Maluku. 64 kali di antaranya dirasakan di Kairatu, Ambon dengan V MMI atau getaran dirasakan hampir semua penduduk. Lalu di Masohi berskala III MMI, dan Banda II MMI. 

Masyakarat diminta tidak terpancing isu hoaks soal akan terjadi gempa besar dan tsunami di Ambon, Teluk Piru, dan Saparua. 

"BMKG telah menyatakan bahwa isu akan terjadi gempa besar dan tsunami di Ambon, Teluk Piru, dan Saparua adalah tidak benar atau berita bohong (hoaks), karena hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi dengan tepat, dan akurat kapan, di mana dan berapa kekuatannya," tutup Agus. (**H)


Sumber: kumparan.com





Berita Terkait

Tulis Komentar