Aksi Rompi Kuning Lanjutan Berujung Ricuh di Paris

  • Ahad, 06 Januari 2019 - 07:53:24 WIB | Di Baca : 1049 Kali

SeRiau - Para demonstran rompi kuning kembali melakukan aksi mereka di ibu kota Prancis, Paris, Sabtu (5/1).

Namun, demonstrasi yang bermula dari protes kenaikan pajak bahan bakar dan biaya hidup itu berujung rusuh.

Dikutip dari Reuters, para demonstran membakar sepeda-sepeda motor dan membakar barikade di Boulevard Saint Germain. Tak hanya itu, AFP melaporkan terjadi baku hantam antara massa demonstran dengan polisi di dekat sungai Seine.

Aksi lanjutan Rompi Kuning itu sendiri semula berjalan dengan damai dan teratur hingga waktu petang tiba. Sebagian massa aksi mulai melemparkan benda-benda ke polisi yang memblokade jembatan di atas Sungai Seine.

Menanggapi aksi massa tersebut, polisi membalas dengan menembakkan gas air mata guna mencegah massa menyebrangi jembatan untuk mencapai Gedung Dewan Nasional.

Disebutkan sekitar 4.000 demonstran terlibat dalam aksi pada Sabtu (5/1) di Paris tersebut.

"Saya di sini untuk mempertahankan hak dari anak-anak saya untuk bekerja yang bisa memberi mereka makan. Putri saya hanya mendapatkan 800 euro (sekitar Rp12,9 juta) per bulan. Dia bekerja selama 25 jam per minggu untuk sebuah toko kue. Baginya ini tentang mempertahankan hidup," ujar Ghislaine, 58 tahun seperti dikutip dari AFP.

Demonstrasi yang dilakukan saban Sabtu itu tak hanya terjadi di Paris. Untuk Sabtu kemarin, seperti dilansir Reuters, Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner menduga sekitar 50 ribu orang melakukan demonstrasi di seluruh negeri. Beberapa di antaranya di Bordeaux, Toulouse, Rouen, dan Marseille.

Aksi rompi kuning ini menjadi pukulan tersendiri bagi pemerintahan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang baru berjalan 20 bulan.

Aksi terburuk dari rompi kuning terjadi pada November tahun lalu, kala itu kericuhan berujung pada vandalisme dan penjarahan yang dilakukan massa ke toko-toko serta bank di sekitar Arc de Triomphe. Kala itu, sebanyak 378 orang ditangkap dan lebih dari 100 orang terluka.

Menanggapi kerusuhan tersebut, pada Desember 2018 Macron mengumumkan janji pemotongan pajak bagi pensiunan, peningkatan upah bagi pekerja miskin dan penghapusan kenaikan pajak bahan bakar yang direncanakan. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar