Kejati Riau Siapkan 2 Jaksa Penuntut Perkara Galian C di Pekanbaru

  • Kamis, 20 Juli 2023 - 16:18:06 WIB | Di Baca : 566 Kali

 

SeRiau - Pekanbaru - Kasus tambang tanah urug ilegal (galian C) yang terjadi di Kelurahan Melebung, Kecamatan Tenayan Raya saat ini dakwaannya tengah dirampungkan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau. 

Dalam kasus itu sudah ditetapkan 2 tersangka yakni Rudi Kumala alias RK (54) dan HH (21).

Kepala Seksi (Kasi) Penerangan Hukum (Penkum) dan Hubungan Masyarakat (Humas) Kejati Riau Bambang Heri Purwanto SH MH mengatakan, pihaknya sedang memproses pemberkasan dakwaan.

"Sedang proses penyempurnaan surat dakwaan," ujar Bambang saat dikonfirmasi melalui selulernya Kamis (20/7).

Kasus tersebut diungkap oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau itu tidak hanya dua tersangka, pihak kepolisian juga menyita satu unit alat berat sebagai barang bukti.

Dalam proses hukumnya, kasus tersebut dinyatakan lengkap atau P-21 oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau. Atas hal tersebut, penyidik Ditreskrimsus Polda Riau melimpahkan kedua tersangka tersebut bersama barang bukti ke Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Senin (10/7) kemarin. Kedua tersangka pun ditahan dan dititipkan di Rutan Polda Riau.

Jadi saat ini tambah Bambang, pihak kejaksaan tengah merampungkan surat dakwaan kedua tersangka, sebelum dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Pekanbaru.

"Kalau sudah dilimpahkan (ke Pengadilan Negeri Pekanbaru) nanti saya kabari lagi," ucapnya.

Dalam perkara itu, Kejati Riau menyiapkan dua orang jaksa yang nantinya bertindak sebagai Penuntut Umum. Kedua JPU itu, nantinya akan membuktikan perbuatan kedua tersangka dimuka majelis hakim.

"JPU-nya I wayan Sutarjana dan Kristin," ungkap Bambang.

Untuk diketahui, perbuatan kedua tersangka yang mengerjakan tanah timbun tak berizin itu, mengakibatkan jalanan berdebu kotor dan mengganggu keselamatan lalulintas. Apalagi jalan Sudirman dijadikan sebagai tempat lintasan tanah.

Tersangka Rudi Kumala merupakan donator sekaligus yang mencatat aktivitas tanah timbun tersebut. Mereka mengeruk tanah di dekat kantor Wali Kota Pekanbaru di Tenayan Raya. Sedangkan HH selaku operator alat beratnya.

Pihak kepolisian menyebutkan, awalnya petugas mendapat laporan dari warga bahwa ada kegiatan usaha penambangan tanah urug (tanah timbun) tanpa adanya izin usaha pertambangan dari instansi terkait, di wilayah Tenayan Raya. Selanjutnya, polisi melakukan penyelidikan dan memantau ke lokasi.

Lokasi tersebut berada di Kelurahan Melebung. Disana, polisi menemukan satu unit Excavator merk Hitachi Zaxis Forester PC 210 sedang melakukan penggalian tanah. Dua orang yang melakukan aktivitas saat itu, langsung ditangkap.

Akibat perbuatannya, kedua pelaku dijerat Pasal 158 Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang perubahan atas Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. (rls)





Berita Terkait

Tulis Komentar