Kemendagri: Zona Merah-Hijau Tak Cerminkan Keadaan Sebenarnya

  • Selasa, 25 Agustus 2020 - 06:19:53 WIB | Di Baca : 1652 Kali

SeRiau - Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Bahtiar menyebut pemetaan zona penyebaran Covid-19 saat ini tidak mencerminkan kondisi sebenarnya.

Bahtiar menjelaskan warna merah, kuning, dan hijau yang digunakan mencerminkan jumlah kasus yang ditemukan. Sementara jumlah tes yang dilakukan di daerah tidak merata.

"Sebenarnya banyak angka-angka merah hijau itu tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Jangan-jangan hijau karena enggak ada tes," kata Bahtiar saat menjawab pertanyaan soal pilkada di zona merah pada rapat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/8).

Bahtiar mengakui banyak daerah di Indonesia tak memenuhi standar minimal tes Covid-19 yang dicanangkan WHO. Ia juga mengakui tak semua daerah punya kemampuan penelusuran kasus Covid-19 atau tracing yang baik.

Sehingga Kemendagri tak akan menggunakan peta persebaran Covid-19 sebagai acuan penyelenggaraan pilkada. Mereka lebih memilih melihat angka kematian di setiap daerah.

"Referensi kita itu bukan merah-kuning-hijau, tapi angka kematian. Jadi ukurannya lebih pasti karena tracing ini kemampuan daerah beda-beda, kemudian kecepatannya beda," ujarnya.

Meski begitu, Bahtiar memastikan Pilkada Serentak 2020 tak akan diundur lagi. Begitu pula di daerah-daerah dengan penyebaran Covid-19 yang tinggi.

"Sampai hari ini Kemendagri khususnya, kami tidak berpikiran untuk menunda pilkada. Tetap kita laksanakan tentu dalam kondisi apapun wilayah itu," ujar Bahtiar.

Saat ini, Indonesia mencatat 155.412 kasus positif Covid-19 per Senin (24/8). Sebanyak 6.759 orang meninggal dunia, sedangkan 111.060 orang sembuh. 

Daftar 29 daerah yang masuk zona merah Covid-19 per 16 Agustus:

Aceh
1. Aceh Selatan

2. Aceh Besar

Sumatera Utara
3. Deli Serdang

4. Dairi

5. Kota Medan

6. Kota Binjai

Kepulauan Riau
7. Kota Tanjungpinang

Sumatera Selatan
8. Kota Lubuklinggau

DKI Jakarta
9. Jakarta Barat

10. Jakarta Pusat

11. Jakarta Utara

Jawa Barat
12. Kota Depok

Jawa Timur
13. Kota Surabaya

14. Sidoarjo

Kalimantan Selatan
15. Banjar

16. Hulu Sungai Tengah

17. Tanah Bumbu

18. Kotabaru

19. Barito Kuala

20. Kota Banjarmasin

Kalimantan Tengah
21. Barito Timur

22. Kota Palangkaraya

Kalimantan Timur
23. Kota Samarinda

24. Kota Balikpapan

Bali
25. Karangasem

Gorontalo
26. Gorontalo

Sulawesi Utara
27. Kota Bitung

Sulawesi Selatan
28. Gowa

Maluku
29. Kota Ambon
(**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar