Tak Hanya Tingkatkan Kemiskinan, Rokok Juga Timbulkan Masalah Pada BPJS Kesehatan

  • Kamis, 19 Juli 2018 - 20:10:47 WIB | Di Baca : 1318 Kali

SeRiau - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, membeberkan 10 komoditas terbesar pembentuk garis kemiskinan di Indonesia pada 2018. Penyumbang kemiskinan terbesar masih didominasi oleh kebutuhan pokok yaitu beras dan makanan lainnya, lalu disusul oleh konsumsi rokok filter pada posisi ketiga.

Menteri Bambang secara khusus menyoroti konsumsi rokok yang berkontribusi besar terhadap kemiskinan. Menurutnya hal ini harus ditekan agar pendapatan yang diperoleh dapat dialihkan kepada kebutuhan lain yang lebih bermanfaat.

"Misalkan Rp 160.000 kalau dibeliin telur jelas lebih bermanfaat dari pada dibeliin rokok kretek. Jadi memang ini salah satu tugas besar kita untuk bisa menciptakan kesadaran pada keluarga Indonesia untuk mengurangi konsumsi yang tidak hanya produktif tapi juga ini bermasalah secara kesehatan," ujar Menteri Bambang di Kantornya, Jakarta, Kamis (19/7).

Menteri Bambang mengatakan, konsumsi rokok secara bekepanjangan tidak hanya berdampak pada peningkatan kemiskinan tetapi juga akan berdampak buruk bagi keuangan Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS). "Karena jangka pendek dia keluarkan duit untuk rokok, jangka panjang dia akan keluar duit untuk kesehatan. Dan itu korbannya siapa? BPJS kesehatan. Semakin banyak orang menggunakan uang untuk rokok ujungnya nanti di BPJS kesehatan karena merekalah penanggung ketika orang yang ngerokok sakit atau harus dirawat," jelasnya.

Adapun sepuluh komoditas penyumbang kemiskinan tertinggi di pedesaan antara lain beras (26,79 persen), makanan lainnya (18,45 persen), rokok kretek filter (10,21 persen), perumahan (6,91 persen), non makanan lainnya (6,76 persen), bensin (3,69 persen), telur ayam ras (3,28 persen), gula pasir (3,07 persen), mie instan (2,21 persen) dan daging ayam ras (2,08 persen). (**H)


Sumber: Merdeka.com





Berita Terkait

Tulis Komentar