Pengusaha Replika Trofi Piala Dunia Banjir Pesanan di Parepare

  • Ahad, 08 Juli 2018 - 20:28:11 WIB | Di Baca : 1353 Kali

SeRiau - Berbagai cara dilakukan untuk mendulang rezeki dengan memanfaatkan momentum Piala Dunia 2018.

Salah satunya di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, saat seorang pemuda membuat replika trofi Piala Dunia yang langsung diserbu pembeli.

Adalah Abdul Rahman, seorang pemuda di Perumahan PDAM, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, yang bermula iseng membuat replika trofi turnamen empat tahunan itu.

Dia tidak menyangka bahwa unggahan foto di media sosial membuat sejumlah orang langsung memesan replika trofi itu.

"Awalnya hanya iseng, pas jadi hasilnya lumayan mirip. Kemudian saya pasarkan di media sosial, tak disangka banyak yang pesan, bahkan langsung datang ke rumah untuk melihat dan kemudian memesan," kata Abdul Rahman di kediamannya, Minggu (8/7/2018).

Abdul Rahman kini kebanjiran pesanan. Replika trofi yang terbuat dari bahan dasar gipsum kini laris manis.

Andi Pardi, seorang pelanggan yang penasaran, langsung mengunjungi tempat pembuatan replika trofi Piala Dunia buatan Abdul Rahman.

Begitu melihatnya Andi Pardi langsung memesan satu replika untuk turnamen sepak bola yang akan ia gelar dalam waktu dekat.

"Begitu melihat replika Piala Dunia buatan Rahman, saya langsung memesan untuk Piala Turnamen sepak bola yang akan kami adakan. Rencananya saya juga akan memesan satu untuk saya pajang di ruang tamu," ujar Andi Pardi.

Tak hanya menerima pesanan dari dalam Kota Parepare itu, Abdul Rahman juga kebanjiran pesanan dari daerah lain, seperti Kabupeten Pinrang dan Kabupaten Sidrap.

"Replika Piala Dunia yang berukuran sekira tinggi 15 sentimeter saya jual dengan harga Rp 100.000," ujar Abdul Rahman.

"Karena kewalahan tak punya karyawan, saya kini berencana mempekerjakan orang untuk membantu saya," kata pegawai honorer di Dinas Pendidikan Kota Parepare ini.

Walau kebanjiran pesanan, namun Abdul Rahman masih terkendala pada modal pembuatan replika trofi Piala Dunia. Rahman kini membutuhkan bantuan untuk modal usaha.

"Kesulitan pada modal. Saya hanya memakai uang kebutuhan rumah tangga untuk modal awal," tutur Abdul Rahman. (**H)


Sumber: KOMPAS.com





Berita Terkait

Tulis Komentar