Kurikulum Merdeka Ditanah Air, Memerdekakan Pendidikan Ditanah Melayu
Seriau,- Berbicara seputar kurikulum, bukan suatu yang mudah dan bisa dianggap sebelah mata. Kurikulum adalah kunci keberhasilan dalam suatu pendidikan. Sebelum menentukan Kurikulum Merdeka itu layak untuk anak didik bangsa, tentunya sudah banyak kajian demi kajian yang dipertimbangkan mengapa Kurikulum Merdeka ini adalah kurikulum yang
memerdekakan murid dan tenaga kependidikan.
Mengulik sedikit mengenai perkembangan sejarah pendidikan di berbagai daerah tentunya tidak sama, yakni sesuai dengan keadaan daerahnya. Pendidikan sangat erat hubungannya dengan pandangan hidup/ filsafat, kepercayaan, politik dan lain-lainnya, karena itu perkembangan pendidikan di Riau akan diwarnai oleh pandangan hidup masyarakatnya sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Setakat dengan hal tersebut munculnya nya Kurikulum Merdeka di tanah air dan kemudian berkembang di Tanah Melayu Riau menjadi
sorotan berbagai pihak. Pertanyaan demi pertanyaan mendalam membuat gundah gulana dunia pendidikan di Provinsi Riau? Apakah Provinsi Riau mampu menjalankan Implementasi Kurikulum Merdeka? Mengapa Kurikulum Merdeka diperlukan? Sebenarnya seperti apa nantinya tahapan kebijakan Kurikulum Merdeka ini? Dampak positif apa yang dapat diterima? Isu- isu implementasi,mitigasi dan bantuan yang disediakan? Apa langkah selanjutnya bagi sekolah, Pemda Riau, dan pemangku kepentingan yang ada di Provinsi Riau?
Lima pertanyaan besar di atas merupakan pertanyaan mendalam berbagai pihak yang memprakarsai opini terkait jalannya praktik baik pemerintah daerah Provinsi Riau, untuk mendukung implementasi kebijakan Merdeka Belajar dalam program prioritas PDM
Kemendikbudristek yang ternyata bukan hanya sekedar isu belaka.
Provinsi Riau sebuah provinsi di tengah pulau Sumatera, provinsi yang begitu peduli dengan dunia pendidikan, ternyata komit dan konsen melalui pemerintah daerahnya akan keberlanjutan jalannya Kurikulum Merdeka di Tanah Melayu. Sejarah membuktikan bahwa Pendidikan di Riau telah dirintis oleh kerajaan-kerajaan suku Melayu Riau.
Pada abad ke-19 M dalam masa
Pemerintah Hindia Belanda, didirikan sekolah khusus bagi pribumi di Tanjungpinang, Bengkalis dan Lingga. Pada akhir abad ke-19, cendekiawan di Riau juga mendirikan percetakan dan perpustakaan yang menyediakan koleksi buku-buku untuk pendidikan agama Islam bagi masyarakat Riau. Hal ini membuktikan bahwa Provinsi Riau menjadikan Pendidikan sebagai perhatian utama dalam membangun karakter anak bangsa.
Secercah harapan timbul seiring dengan munculnya Kurikulum Merdeka, kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Secara garis besar Kurikulum Merdeka merupakan suatu alat bantu utama untuk melakukan transformasi pendidikan dan mewujudkan sekolah yang kita cita-citakan. Kurikulum Merdeka memudahkan guru dan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan ternyata Kurikulum Merdeka juga memiliki indikator lain yang dapat diukur dalam Asesmen Nasional/ Rapor Pendidikan, Akreditasi Sekolah/ Madrasah, serta Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan.
Dengan fokus pada materi esensial dan struktur yang fleksibel, Kurikulum Merdeka memudahkan guru melakukan pembelajaran berdiferensiasi, mengasah bakat dan minat, serta menumbuhkan karakter murid secara lebih menyeluruh. Jika dikulik satu persatu, pembahasan ini terkesan terlalu berat.Pertanyaannya adalah jika muatannya saja sudah sangat serumit ini? Apakah dunia pendidikan kita akan dengan mudah mengadaptasinya? Opini saya berbicara tentunya ini peran kita dalam mengadvokasi Pemerintah Daerah, khususnya Pemerintah Provinsi Riau.
Tugas saya sebagai Kepala BPMP Provinsi Riau disini juga tidak mudah untuk meyakinkan bahawa Kurikulum Merdeka ini adalah jawaban dari kegundahgulanaan dunia pendidikan di Provinsi Riau. Pembahasan yang terkesan rumit di paragraf sebelumnya, ternyata dapat kita sederhanakan dan dapat di advokasikan ke Pemerintah Daerah Provinsi Riau. Yaitu terkait dengan Fokus pada Muatan Esensial, maksudnya disini yaitu muatan wajib dikurangi untuk memberi waktu bagi pembelajaran yang lebih mendalam, bermakna, dan terdiferensiasi.
Muatan esensial juga dibuat lebih relevan dengan tantangan zaman dan isu terkini, seperti perubahan iklim, literasi finansial, literasi digital, dan literasi kesehatan. Terlihat ringan bukan dan hal tersebut ternyata sudah banyak diterapkan didunia pendidikan di Tanah Melayu. Hal tersebut menjadi bukti praktik baik kita dalam Implementasi Kurikulum Merdeka. Selanjutnya berbicara terkait fleksibel dan kontekstual, ternyata kurikulum sekolah di tanah Melayu saat ini bisa disesuaikan dengan karakteristik sekolah dan murid serta konteks sosial budaya yang ada di Provinsi Riau. Guru dapat menggunakan asesmen awal untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu mengatur materi, alur, dan kecepatan pembelajaran sesuai minat dan tingkat kemampuan murid.
Selain itu Pengembangan Karakter seperti kompetensi moral-spiritual, sosial, dan emosional) tidak hanya melalui mata pelajaran, tetapi juga melalui alokasi waktu khusus untuk pembelajaran yang aplikatif dan kolaboratif, seperti Projek Penguatan Pelajar Pancasila (P5). Hal tersebut sudah banyak diterapkan dan menjadi praktik baik di dunia pendidikan di tanah melayu saat ini.
Kurikulum merdeka disusun sejak tahun 2020, kemudian diterapkan dan dievaluasi secara bertahap sejak tahun 2021. Apresiasi yang tinggi kepada lebih dari tiga ratus ribu sekolah, termasuk lebih dari enam ribu sekolah di daerah tertinggal, yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka di tanah air. Tidak berhenti sampai disini, sejumlah 6954 satuan pendidikan di Provinsi Riau pada tahun ini sudah menerapkan Kurikulum Merdeka.
Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Pendidikan Provinsi Riau pada awal diterapkannya Kurikulum Merdeka selalu giat mengadakan pelatihan kurikulum merdeka bagi guru di sejumlah sekolah yang ada
di Provinsi Riau. Kegiatan ini diikuti ratusan peserta untuk meningkatkan pengetahuan penerapan Kurikulum Merdeka di sekolahnya masing masing. Hal ini merupakan praktik baik dari Pemerintah Provinsi Riau agar sekolah memahami secara penuh informasi mengenai pelaksanaan Kurikulum Merdeka.
Saat ini sudah banyak sekolah di Provinsi Riau yang menerapkan Kurikulum Merdeka baik secara mandiri belajar, mandiri berubah, dan mandiri berbagi. Kurikulum Merdeka
memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.
Alur perjalanan Kurikulum Merdeka di Provinsi Riau tentunya sesuai komando Pemerintah Pusat (Kemendikbudristek) dimana penyusunan kajian akademik dan prototipe Kurikulum Merdeka yang dilakukan pada tahun 2020/2021 juga mendasari Prototipe Kurikulum Merdeka yang kemudian diterapkan di lebih dari 3.000 Sekolah penggerak dan SMK Pusat Keunggulan.
Kurikulum Merdeka diluncurkan sebagai opsi dan diterapkan sekitar 140.000 satuan pendidikan secara sukarela, dan pada tahun 2023/2024 lebih dari 300.000 satuan pendidikan telah mulai menerapkan Kurikulum Merdeka secara sukarela. Kurikulum Merdeka menurut sumber https://kurikulum.kemdikbud.go.id/#mp-preview-t ditetapkan sebagai kurikulum PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah secara nasional .
Praktik baik salah satu Kabupaten/Kota di Provinsi Riau mengenai Implementasi Kurikulum Merdeka dari Kabupaten Siak akan menjadi salah satu yang menjadi perhatian, yaitu dimana Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui SK Nomor 034/H/KR/2022 Tentang Satuan Pendidikan Pelaksana Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Tahun Ajaran 2022-2023 menetapkan daftar satuan pendidikan melalui jalur mandiri. Termasuk didalamnya 446 satuan pendidikan jenjang TK, SD, SMP, SMA dan SMK yang ada di Kabupaten Siak yang akan melaksanakan implementasi Kurikulum Merdeka secara mandiri yang terdiri dari 144 jenjang PAUD, 196 jenjang SD, 69 jenjang SMP, 14 jenjang SMA, 20 Jenjang SMK, 2 jenjang SLB dan 2 lainnya.
Kemendikbudristek memberikan kesempatan selama dua tahun ini kepada sekolah untuk mempelajari lebih lanjut tentang kurikulum merdeka. Penerapannya disesuaikan dengan kemampuan sekolah masing-masing, terutama sekolah-sekolah yang ada di Provinsi Riau.Agar pelaksanaan implementasi kurikulum merdeka di Provinsi Riau dapat berjalan dengan baik, BPMP Provinsi Riau selalu mengadvokasi Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota dengan selalu mengawal sekolah yang ada di Provinsi Riau agar siap
secara menyeluruh. Kesiapan yang harus ada dimiliki sekolah diantaranya:
1. Kepala sekolah harus siap mengawal pelaksanaan kurikulum merdeka ini, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi.
2. Guru bertugas sebagai fasilitator yang memberikan kesempatan peserta didiknya untuk belajar sesuai minat dan bakatnya. Guru bisa memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membuat rencana belajarnya sendiri. Dalam kurikulum merdeka, setiap peserta didik bebas belajar sesuai minat dan bakatnya. Jadi, merekalah yang membuat rencana belajar.
3. Berikan kebebasan kepada setiap peserta didik untuk memilih metode belajarnya. Peserta didik juga diberikan kebebasan memilih sumber belajarnya sendiri. Jangan lupa untuk memfasilitasi metode belajar setiap peserta didik sesuai fase belajarnya.
Lakukan pembelajaran yang sesuai dengan capaian hasil belajar masing-masing peserta didik.
4. Di akhir periode pembelajaran, ajak peserta didik membuat proyek. Lakukan pembelajaran berbasis proyek. Dorong peserta didik untuk membuat proyek dari isuisu yang ada disekitarnya dan berdasarkan apa yang telah dipelajari selama proses pembelajaran.
5. Lakukan refleksi setiap selesai pembelajaran. Refleksi belajar adalah bagian penting dalam kurikulum merdeka ini. Melalui refleksi belajar ini, peserta didik akan tahu sejauh mana kemampuannya. Peserta didik akan tahu kemampuan apa yang bisa dipertahankan. Dan kemampuan apa yang belum dikuasai. Refleksi bisa menjadi acuan untuk pembelajaran berikutnya. Agar, pada proses pembelajaran berikutnya, peserta
didik bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan Implementasi Kurikulum Merdeka yang baik adalah rancangan pemerintah daerah untuk membawa iklim pendidikan maju yang sesuai dengan perkembangan zaman. Kurikulum ini diharapkan mampu membawa perubahan di dunia pendidikan di Indonesia yang berdaya saing. Mulai tahun ajaran 2024-2025 ini, kurikulum merdeka menjadi salah satu opsi yang dapat dipilih secara sukarela oleh satuan pendidikan. Satuan pendidikan cukup banyak yang sudah siap menerapkan kurikulum ini.
Kurikulum ini dirancang sangat cocok bagi sekolah, sebab dirancang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Pemerintah memiliki harapan melalui kurikulum merdeka, guru dapat memahami karakteristik siswa dan memahami cara belajar siswa. Guru diharapkan memahami karakteristik atau cara belajar siswa di kurikulum merdeka. Dengan kurikulum ini, guru diharapkan dapat memahami karakter siswa lebih baik. Proses kegiatan belajar dan mengajar diharapkan bisa lebih baik dan dilaksanakan secara maksimal sesuai keinginan dan kemampuan
peserta didik.
Salah satu tujuan dari kurikulum merdeka adalah siswa bisa lebih maksimal dalam proses belajarnya. Kurikulum merdeka memang dirancang menjadi tombak perubahan pendidikan di Indonesia. Semoga pendidikan di Indonesia pada umumnya dan Provinsi Riau pada khususnya dapat menuju Indonesia Emas yang dapat berdaya saing.***
Artikel Opini: Terkait Praktik Baik Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar Yang Merupakan Program Prioritas PDM Melalui Kurikulum Merdeka
Penulis: Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Riau DR Nilam Suri.