Dihadapan Kepala Sekolah, Gubernur Riau Minta Terapkan Digitalisasi

  • Selasa, 01 Agustus 2023 - 10:30:37 WIB | Di Baca : 408 Kali

 

Seriau,- Gubernur Riau, Syamsuar dihadapan kepala sekolah mengharapkan agar sekolah menerapakan digitalisasi. Dengan digitalisasi, maka sekolah dapat mengakses media teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan.

"Jika ada sekolah yang belum mau dengan digitalisasi, maka itu sekolah bisa dikatakan tak mau maju," kata Syamsuar saat Rapat Koordinasi (Rakor) Kepala Sekolah SMA, SMK, SLB Negeri dan Swasta Wilayah III, Senin (31/7/)

Gubernur mengakui, di Riau saat ini masih ada kabupaten/kota yang enggan dengan digitalisasi. Padahal dengan digitalisasi, kemajuan daerah akan kelihatan. Karenanya, ia berharap kabupaten/kota perlu didorong menerapkan digitalisasi

Ada hal yang penting perlu dilakukan di masing-masing sekolah. Di antaranya, bagaimana kepala sekolah memikirkan inovasi apa yang harus dilakukan. Inovasi ini tentunya ditentukan oleh kualitas pendidikan yang ada di sekolah itu.

" Kepala sekolah tentu ingin berbuat dan bangga jika siswanya banyak yang berhasil. Misalnya, siswa banyak yang lulus masuk perguruan tinggi ternama di Tanah Air. Sehingga ketika pensiun, kepala sekolah merasa bangga jika ada siswanya yang berhasil," kata Gubri.

Sebagai guru dan kepala sekolah, setidaknya harus punya rasa ingin berbuat yang lebih baik. Apalagi, sebagai orang yang mengepalai manajemen, kepala sekolah bisa membawa sekolah ke arah kemajuan.

Gubri juga menekankan pentingnya digitalisasi di Provinsi Riau. Dia mengakui, beberapa daerah memang ada yang low signal dan tergolong blank spot.

Jika ada yang mengalami kondisi ini, kepala sekolah diminta melapor ke kepala Disdik Riau. Selanjutnya, Disdik Riau akan berkoordinasi dengan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Provinsi Riau untuk mempersiapkan fasilitas jaringan telekomunikasi yang dibutuhkan. Sehingga daerah itu dapat disentuh sinyal telekomunikasi.

" Saya baru saja bertemu dengan Menteri Komunikasi dan Informasi RI. Dalam pertemuan itu, Menkominfo mendorong Riau menjadi provinsi digital. Dengan dorongan ini, maka daerah yang selama ini tergolong blank spot atau low signal akan jadi perhatian. Dengan usulan dari sekolah-sekolah di daerah tersebut, maka fasilitas sinyal akan dibangun dengan difasilitasi kementerian," kata Gubri

Syamsuar juga sempat menyinggung soal Muatan Lokal Budaya Melayu Riau yang perlu diberikan kepada siswa-siswa. Dengan harapan, anak didik di Riau memahami budaya Melayu. Hal ini sejalan dengan pendidikan karakter yang memang digaungkan oleh Disdik.

Pendidikan karakter ini sangat penting agar anak memahami apa adat istiadat yang berlaku di masyarakat. Termasuk bagaimana mereka bersikap dengan orang lain. Sehingga tidak ada anak didik yang berbuat semaunya ketika bertemu dengan orang lain. Terlebih kepada yang lebih tua.

Masyarakat melayu, tambahnya, sangat terbuka dengan siapapun. Semua suku bangsa dari Aceh sampai Papua ada di Riau. Bahkan warga negara asing pun banyak di Riau. Tapi, meski beragam, adat yang ada harus dihidupkan dan dihormati. "Siapa lagi yang menghargai adat di negeri ini kalau bukan kita sendiri," katanya

Dalam penjelasannya, Kepala Disdik Riau, Dr Kamsol sempat mendorong kabupaten/kota untuk memaksimalkan program wajib belajar 9 tahun. Dimana, anak tamatan SD harus melanjut ke SMP dan berikutnya masuk ke jenjang SMA sederajat.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau Dr Kamsol mendorong kabupaten/kota untuk memaksimalkan program wajib belajar 9 tahun. Dimana, anak tamatan SD harus melanjut ke SMP dan berikutnya masuk ke jenjang SMA sederajat.Di abad ke-21 ini, fasilitas sekolah yang digunakan guru masih seperti di abad 19. Meski demikian, guru didorong tetap bersemangat mendidik anak. Terutama dengan  mendidik anak agar punya tata krama yang baik, beretika dan berintegritas.

" Kalau dari akademik, dengan transformasi teknologi, semua mudah diperoleh. Berbagai hal bisa dilihat dan dipelajari siswa dari Google. Bahkan, berbagai pengetahuan bisa dipelajari dalam hitungan jam," ujar Kamsol.

Dikatakan Kamsol, anak bisa belajar dengan cepat cukup dari rumah. Dengan diberi komputer dan akses internet, maka mereka bisa belajar apapun. Namun, tidak dengan karakter dan etika yang hanya bisa diberikan oleh orangtua dan para guru.

Di era society 4.0 atau smart society yang sudah masuk, kecerdasan yang biasa saja sudah tergantikan dengan robot. Untuk itu, manusia yang cerdas harus punya karakter, moral dan etika. "Dengan tiga hal ini diberikan ke anak didik, maka bisa jadi bekal baginya ke depan," katanya

Karakter ini sebenarnya harus tuntas di SD. Sementara di pendidikan menengah mulai mempersiapkan ilmu pengetahuannya. Sementara, pendidikan tinggi adalah masa mereka memperdalam pengetahuannya.

Namun nyatanya, pendidikan di sekolah saat ini belum berjalan sesuai harapan. Sejak kecil lebih banyak disuruh menghafal mata pelajaran. Padahal, di usia 7 tahun ke bawah sebenarnya masa paling tepat untuk menanamkan pengetahuan yang baik pada anak. (zal)
 





Berita Terkait

Tulis Komentar