Mahfud: Di Indonesia Tak Ada yang Tanggung Jawab soal Macron

  • Sabtu, 31 Oktober 2020 - 23:55:13 WIB | Di Baca : 1583 Kali

SeRiau - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan tak ada pihak di Indonesia yang harus bertanggung jawab atas pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang telah menyinggung umat Islam.

"Di Indonesia tidak ada satu institusi atau satu orang pun atau siapa pun yang harus dianggap ikut bertanggung jawab dengan pernyataan Macron," kata Mahfud dalam konferensi pers secara virtual, Sabtu (31/10).

Untuk itu, kata Mahfud, pemerintah mengimbau masyarakat yang ingin menyatakan pendapat terkait Macron bisa dilakukan dengan tertib. Ia mengingatkan masyarakat agar tak merusak apapun saat menyampaikan pendapatnya mengenai pernyataan Macron.

"Kami dari pemerintah menyerukan bahwa setiap upaya mengekspresikan dan menyatakan pendapat terkait dengan Presiden Prancis itu supaya dilakukan dengan tertib, tidak merusak, bisa melalui media-media tersedia," kata Mahfud.

Ia juga mengimbau masyarakat tak melakukan hal-hal yang melanggar hukum dalam menyatakan pendapatnya mengenai Macron. Sebab, tidak ada pihak di Indonesia yang harus bertanggung jawab terkait sikap Macron.

Sementara, Presiden Joko Widodo mengecam keras pernyataan Macron yang telah menghina agama Islam dan melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia. Pernyataan Macron dianggap bisa memecah belah persatuan antar umat beragama di dunia.

"Mengaitkan agama dengan tindakan terorisme adalah sebuah kesalahan besar. Terorisme adalah terorisme. Teroris ada teroris. Terorisme tidak ada hubungannya dengan agama apapun," terang Jokowi.

Kendati begitu, Jokowi mengajak seluruh dunia untuk tetap mengedepankan persatuan dan toleransi beragama. Hal ini khususnya demi membangun dunia yang lebih baik ke depannnya.

Sebelumnya, Macron menyebut penyerangan di Gereja Notredame Basilica di Nice adalah tindakan gila teroris Islam. Dia menyatakan tak akan menyerah menghadapi terorisme.

Penyerangan itu sendiri membuat tiga orang tewas. Satu di antaranya dipenggal oleh pelaku yang diduga kuat warga Tunisia.

"Kegilaan teroris Islam," kata Macron, seperti yang dikutip CNN.

Macron menegaskan bahwa Prancis tidak akan takut dengan tindakan terorisme. Prancis akan tetap memegang nilai-nilai sekularisme dan liberalisme.

Insiden penyerangan terjadi di Gereja Notredame Basilica, Nice, Prancis. Tiga orang meregang nyawa. Satu di antaranya dipenggal oleh pelaku yang sudah ditangkap aparat setempat.

AFP melaporkan pelaku diduga kuat warga Tunisia berusia 21 tahun bernama Brahim Aouissaoui. Dia dikabarkan baru tiba di Prancis pada pekan awal bulan Oktober lalu.

Wali Kota Nice, Christian Estrosi menyebut serangan ini sebagai 'serangan fasis Islam'. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar