Satgas Respons Vaksin AstraZeneca dan Relawan Mati di Brasil

  • Sabtu, 24 Oktober 2020 - 00:15:48 WIB | Di Baca : 10019 Kali

 

SeRiau - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memastikan pemerintah transparan dalam proses pengadaan vaksin untuk virus corona.

Pernyataan Wiku sekaligus menjawab polemik vaksin AstraZeneca, yang dikabarkan membuat kematian salah satu sukarelawan vaksin di Brasil. "BPOM selalu mengawal proses uji klinis pada para kandidat vaskin untuk Indonesia. Pemerintah akan berusaha setransparan mungkin terkait proses pengadaan vaksin," kata Wiku kepada wartawan, Jumat (23/10).

Wiku mengatakan pemerintah melalui Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan (BPOM) selalu mengawal proses uji klinis para kandidat vaksin untuk Indonesia. Diketahui setidaknya sampai saat ini ada empat kandidat vaksin untuk Indonesia, yakni Sinovac, Sinopharm, CanSino, dan AstraZeneca.

Wiku juga memastikan pemerintah tentunya akan merespons setiap kabar mengenai uji vaksin. Termasuk selama proses pengadaan.

"Jika ditemukan adanya kabar selama proses pengadaan, respons yang seharusnya dilakukan pun sudah ditetapkan dalam PP No.99 tahun 2020," paparnya.

Sebelumnya, seorang sukarelawan yang ikut uji klinis vaksin Covid-19 yang dikembangkan Oxford University dan AstraZeneca dikabarkan meninggal, Rabu (21/10). Sejauh ini diduga penyebab kematiannya karena terpapar virus corona.

Ini merupakan kabar kematian pertama yang dilaporkan dalam serangkaian uji coba vaksin Covid-19 yang tengah berlangsung di seluruh dunia.

Di sisi lain, Presiden Joko Widodo menyatakan jika vaksin buatan AstraZeneca akan mulai dikirim April 2021. Jokowi menyebut Indonesia akan mendapatkan 100 juta dosis vaksin dari AstraZeneca setiap bulan. Oleh sebab itu, ia meminta kedatangan vaksin dipersiapkan dengan matang.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah segera membayar uang muka untuk pengadaan vaksin dari AstraZeneca sebesar Rp3,67 triliun akhir Oktober.

Uang muka itu setara dengan 50 persen dari total harga yang harus dibayar pemerintah untuk pengadaan 100 juta vaksin corona.

"Kami akan mengadakan vaksin dari AstraZeneca kontraknya 100 juta vaksin dan pemerintah akan membayar down payment 50 persen di akhir bulan ini kira-kira biaya yang dikeluarkan itu US$250 juta," ujar Airlangga beberapa waktu lalu.

 

 

 

 

Sumber CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar