Mahasiswa Masih Melawan

  • Rabu, 02 Oktober 2019 - 06:03:18 WIB | Di Baca : 1082 Kali

SeRiau - Para mahasiswa masih belum menyerah. Mereka bergerak, kembali turun ke jalan dengan tuntutan yang masih sama juga: seputar amanat reformasi, menolak UU KPK yang disahkan, RUU KUHP dan lainnya yang kontroversial, hingga meminta polisi tidak berlaku represif kepada pendemo.

Pada Selasa (1/10), aksi tak hanya digelar di Jakarta, tetapi juga di Bandung, Yogyakarta, hingga Kepulauan Riau. 

"Kita akan sesuai prosedur yang berlaku. Sekitar pukul 16.00 WIB, kita akan berusaha untuk menarik masa aksi pulang. Aksi kali ini pun bertemakan aksi damai dan akan diminimalisir setiap ujaran ataupun unsur-unsur provokatif. Dan yang paling penting kita tidak akan melewati batas jam prosedur yang ada," ungkap koordinator Aliansi BEM SI M. Nurdiyansyah.

Untuk aksi di Jakarta kembali dipusatkan di Gedung DPR RI dan bertepatan dengan pelantikan anggota DPR terpilih periode 2019-2024. Massa yang datang tak hanya berasal dari Jakarta, tetapi juga asal Bogor, Sukabumi, bahkan Indramayu. 

Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) berkumpul di Jalan Gerbang Pemuda, Jakarta Pusat. Beberapa mahasiswa turut membawa bunga sebagai bentuk solidaritas kepada korban dari aksi beberapa hari lalu.

"Sebagai bentuk solidaritas kita untuk teman-teman yang menjadi korban kemarin. Nanti juga kita akan bagikan kepada polisi yang berjaga dan warga di sekitar lokasi aksi," kata Ketua BEM Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Namun, perjalanan longmarch mereka menuju DPR sempat diadang oleh polisi bertameng yang memblokade jalan, karena masih ada tamu VIP yang bertepatan dengan pelantikan DPR. Perjalanan mereka ke DPR turut dibuat barikade agar menghindari rusuh.

Meski tak bisa lebih dekat ke Gedung DPR, mahasiswa yang tertahan di depan restoran Pulau Dua lalu membagi-bagikan bunga yang dibawanya. Satu per satu bunga diberikan kepada anggota Marinir yang ada di barisan paling depan. Bunga juga diberikan kepada polisi.

"Perhatikan sekitar kita. Jangan sampai ada penyusup. Yang tidak pakai almamater jangan dibiarkan masuk dalam border," teriak orator agar menghindari aksi tak disusupi provokator.

Para mahasiswa tak hanya berorasi, tetapi juga melakukan aksi teatrikal. Aksi itu ditujukan sebagai ungkapan duka atas mahasiswa yang jadi korban tewas saat aksi, begitu juga dengan KPK yang 'dimatikan' oleh penguasa.

"Dan juga atas aksi simbolik ini kita juga mengecam kepada pihak aparat yang telah melakukan penembakan terhadap kawan kita di Kendari kemarin. Dan kita mendesak pada pemerintah untuk segera menindaklanjuti terhadap kematian kawan-kawan kami di Kendari kemarin termasuk juga adik kita pelajar," tutur Nurdiyansyah.

"Cukuplah kami kehilangan kawan-kawan kami yang kini menjadi luka mendalam. September kini menjadi September berdarah. Kembalikan KPK, kembalikan teman-teman kami, lebatkan hutan di Riau dan Kalimantan, selesaikan kasus diskriminasi di Papua," lanjutnya.

Di kesempatan itu juga, Nurdiyansyah mengungkapkan pihaknya memang menggerakkan massa turun aksi, tetapi tak pernah mengajak pelajar. Karena seperti diketahui, dalam aksi pada 25 dan 30 September 2019, massa pelajar juga turun ke jalan. 

"Kami mahasiswa khususnya Aliansi BEM SI kami tidak pernah sedikitpun dan sama sekali menarasikan untuk mengajak, mendiskusikan, membuat konsolidasi bersama adik-adik pelajar. Itu tidak sama sekali," ungkap dia.

Hingga pukul 18.00 WIB, unjuk rasa dan seruan orasi berjalan lancar tanpa ada gangguan ataupun provokasi. Akhirnya, barikade juga mulai menarik diri dan mahasiswa pun bisa berbaur dengan beberapa aparat yang berjaga di sekitar mereka. 

Tak ketinggalan, polisi dan TNI turut mengantar mahasiswa pulang menuju Stasiun Palmerah. Terlihat Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Harry Kurniawan dan sejumlah personel TNI-Polri lainnya yang mengawal massa mahasiswa.

"Terima kasih, terima kasih, terima kasih, Pak Polisi," teriak massa saat memasuki Stasiun Palmerah.

"Aksi mahasiswa, ya, begini. Harus begini. Dan semakin lama saya lihat mahasiwa semakin sadar bahwa aksi kemarin itu (rusuh) bukan aksi dari mereka, bukan aksi mahasiswa," kata Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Harry Kurniawan. (**H)


Sumber: kumparan.com





Berita Terkait

Tulis Komentar