Sekjen Berkarya: PSI Pemuja Jokowi, Menista Soeharto

  • Kamis, 07 Juni 2018 - 00:37:00 WIB | Di Baca : 1146 Kali

SeRiau - Elite Partai Berkarya geram dengan manuver Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menyebar video mengolok-olok Presiden RI ke-2 Soeharto.

Sekretaris Jenderal DPP Partai Berkarya Priyo Budi Santoso mengatakan, ulah PSI ini membuat pihaknya berhitung ulang untuk dukungan Pilpres 2019.

"Tingkah polah sombong PSI pemuja Jokowi setinggi langit dengan menista Soehartocukup beri kesimpulan, kami akan berhitung ulang dengan sikap politik yang lebih jelas," kata Priyo kepada VIVA, Rabu, 6 Juni 2018.

Dia mengingatkan, Indonesia perlu pemimpin yang mumpuni sebagai penyelamat. Bukan justru sebaliknya, pemimpin yang hanya pandai 'berdandan'.

"Hak kami tegas dalam sikap politik. Kami butuh pemimpin yang mengayomi dan menghormati pemimpin-pemimpin pendahulunya," ujar mantan politikus Golkar itu.

Terkait kegeraman kader akar rumput Berkarya serta penggemar Soeharto yang mendorong PSI dipolisikan, ia menilai hal yang wajar. Kegeraman ini dinilai Priyo sebagai spontanitas di kalangan masyarakat pecinta Soeharto.

"Banyak sekali spontanitas di kalangan masyarakat luas, komunitas pecinta Soeharto, ormas dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya yang tergerak batinnya melihat cara-cara jahat seperti ini," kata Priyo.

Menurut Priyo, kalangan masyarakat pecinta Soeharto berhak bersuara bahkan melaporkan PSI ke pihak berwenang. Sebab, mereka marah saat mantan pemimpin negara yang dihormati malah diperlakukan tak semestinya.

"Cara-cara jahat seperti ini biasanya adabacking kuat yang libatkan cukong-cukongekonomi atau politik," ujar Priyo.

Sebelumnya, PSI kembali membuat heboh dengan mengunggah rangkaian video terkait Soeharto dan Orde Baru. Rangkaian video itu diposting ke akun Twitter, @psi-id. Salah satunya video 'Pelanggaran HAM di Masa Orde Baru' dengan sampul figur Soeharto memegang senjata jenis pistol. Rangkaian video ini disebar PSI untuk memperingati 20 tahun pasca Reformasi.

"Bro dan Sis, siapa bilang hidup di masa Orde Baru enak? Tanya saja kepada keluarga korban pelanggaran HAM. Cek video berikut ya...," demikian pernyataan di akun Twitter @psi_id, 3 Mei 2018. (**H)


Sumber: VIVA





Berita Terkait

Tulis Komentar