Dua kerangka manusia purba ditemukan di Takengon Aceh

  • Senin, 21 Mei 2018 - 04:11:42 WIB | Di Baca : 1243 Kali

SeRiau - Dua kerangka manusia purba diperkirakan berusia 3.000 tahun ditemukan di kaki bukit Mandale, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Rabu (16/5) lalu. Penemuan ini setelah peneliti dari Balai Arkeolohi Medan melakukan penelitian di Takengon yang dipimpin oleh Ketut Wiradnyana sejak 8 Mei dan akan berakhir 30 Mei 2018 mendatang.

Tim peneliti menemukan dua kerangka purba dengan kedalaman 50 centimeter dan kondisi kaki terlipat.

"Paling tidak ada dua individu dikubur ditindih dengan batu, kakinya dilipat, dari dua individu itu, tengkorak satu di antaranya rusak, tetapi kerangkanya utuh," kata Ketut Wiradnyana, Minggu (20/5).

Kata Ketut, hal menarik penemuan manusia purba kali ini, keduanya saat ditemukan menghadap ke arah barat dan timur. Meskipun ia mengaku penemuan kali ini juga mirip dengan penemuan manusia purba tahun 2010 dan 2012 di Gua Loyang Mandele dan Ujung Karang, Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah.

"Menariknya ditemukan periuk di atas dan di sekeliling dan juga ditemukan hiasan," jelas Ketut.

Perbedaan yang mencolok penemuan manusia purba beberapa tahun lalu dengan sekarang, sebutnya, adalah cara penempatan mayatnya. Sebelumnya mayat mengarah ke timur-barat, namun yang baru saja ditemukan ini mengarah barat-timur.

Ada juga ditemukan periuk-periuk yang terkubur di sekiranya. Tim juga menemukan perhiasan mirip gerabah dari Banchiang, Thailand. Meskipun, Ketut menyebutkan tak bisa disamakan penemuan sekarang dengan yang telah ditemukan sebelumnya.

"Budayanya sama yang membedakan hanya letak dan penempatan mayatnya, dan ada juga gores-gores untuk cap hiasan. Mengarah ke barat ini saya menilai konsepsi yang berkembang," jelasnya.

Katanya, lokasi yang dijadikan tempat penelitian merupakan daerah khusus yang dipergunakan untuk penguburan, karena sangat jarang ditemukan benda-benda lainnya.

Ketut memperkirakan, lokasi penguburan yang baru ditemukan ini merupakan daerah penguburan orang yang terpandang. Perkiraan ini berdasarkan ada terjadi perbedaan arah penguburan dengan manusia purba lalu yang sudah pernah ditemukan dan juga banyak ditemukan perhiasan gores-gores gerabah.

Kendati demikian, Ketut mengaku untuk membuktikan bahwa lokasi tersebut merupakan pusat penguburan orang terpandang, butuh penelitian dan pengembangan lebih lanjut. Harus ditambah dengan beberapa fakta dan data lebih banyak untuk membuktikan secara emperis perkiraan tersebut. (**H)


Sumber: Merdeka.com





Berita Terkait

Tulis Komentar