Dampak Pandemi Corona, Harga Pasar Mbappe Merosot Rp 671 Miliar

  • Ahad, 19 April 2020 - 18:49:23 WIB | Di Baca : 1607 Kali

SeRiau - Harga pasar bintang Paris Saint-Germain, Kylian Mbappe, diprediksi akan merosot sampai hanya 40 juta euro atau setara Rp 671 miliar setelah pandemi virus corona berakhir.

Hal itu diungkapkan oleh anggota parlemen Eropa asal Perancis, Daniel Cohn-Bendit.

Menurutnya, pandemi virus corona akan mengubah bisnis dunia sepak bola secara keseluruhan.

Cohn-Bendit memprediksi nilai harga, kontrak, dan gaji pemain akan  menurun.

Cohn-Bendit menyebut, harga pasar Mbappe yang kini berstatus pemain muda termahal di dunia akan turun sangat drastis.

"Setelah pandemi virus corona berakhir, harga pasar Mbappe tidak akan lebih dari 35 atau 40 miliar euro. Tidak mungkin harganya bisa mencapai 200 juta euro lagi," kata Cohn-Bendit dikutip dari situs AS.

"Meski demikian, tim mana yang sanggup membeli Mbappe?" ujar Cohn-Bendit menambahkan.

Selama pandemi virus corona, Mbappe menjadi salah satu pemain yang kerap dirumorkan akan hengkang dalam waktu dekat.

Real Madrid menjadi tim yang disebut berencana menebus Mbappe karena pelatih Zinedine Zidane tidak puas dengan Eden Hazard dan Luka Jovic.

Namun, rencana itu kemungkinan tidak terwujud musim depan karena pandemi virus corona belum berakhir hingga saat ini.

Pandemi virus corona memang mengguncang bisnis sepak bola. Sebab, setiap tim kehilangan pendapatan karena tidak ada kompetisi dan tidak jelas kapan bisa bermain lagi.

Tim terancam kehilangan pendapatan dari hak siar hingga kontrak sponsor jika kompetisi tidak bisa dilanjutkan.

Akibatnya, banyak tim Eropa, seperti Barcelona, menerapkan kebijakan potong gaji pemain, pelatih, dan staf, untuk berhemat.

Barcelona sudah memutuskan memotong gaji pemain sampai 70 persen sejak akhir Maret selama pandemi virus corona.

Meski sudah berhemat, Presiden Barcelona Josep Maria Bartomeu menyebut, keuangan timnya hanya bisa bertahan paling lama sampai Juni 2020.

Menurut Cohn-Bendit, pandemi virus corona secara tidak langsung akan membuat bisnis sepak bola kembali menjadi lebih rasional.

"Pandemi ini seperti serangan nuklir yang membuat sebuah sistem harus dibangun ulang tak terkecuali bisnis sepak bola," kata Cohn-Bendit.

"Sistem gaji pemain hingga kontrak kerja sama hak siar akan berubah pada masa depan. Mungkin nantinya akan ada batasan gaji pemain. Saya kira itu tidak akan merugikan pemain," ujar Cohn-Bendit menambahkan. (**H)


Sumber: KOMPAS.com





Berita Terkait

Tulis Komentar