Sri Sultan Siapkan Pergub untuk Cegah Klitih

  • Senin, 20 Januari 2020 - 18:58:53 WIB | Di Baca : 1140 Kali

SeRiau - Persoalan kriminalitas jalanan atau marak disebut klitih menjadi perhatian Pemda DIY. Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, akan mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) untuk mencegah klitih kembali terjadi. 

Pencegahan akan difokuskan lewat pendekatan keluarga. Termasuk melibatkan psikolog hingga akademisi. 

“Pak Kapolda kan sudah menangani dari aspek hukum, tetapi belum tentu itu akan menyelesaikan masalah. Kami juga sedang merancang bersama, untuk itu tadi Ibu (Ketua DPR, Puan Maharani) mengatakan untuk (Pokja) Keluarga Tangguh tadi, bagaimana nanti kita melibatkan psikolog, akademisi, di bidang sosial, sosiatri dan sebagainya. Bagaimana kita akan membangun dialog dengan orang tua, yang kebetulan mereka (anaknya) ketangkap,” ujar Ngarsa Dalem di Kompleks Kepatihan Pemda DIY, Senin (20/1). 

Sultan mengatakan, pendekatan keluarga ini bisa menjadi acuan untuk menelusuri masalah apa saja yang tengah dihadapi. Selanjutnya, bisa membantu anak untuk melepaskan diri dari kondisi tersebut. 

“Kondisi anak ini ada pembinaan dan mungkin juga akan terbit Pergub, ya,” ujar Sultan. 

Pergub tersebut nantinya dibuat untuk mengawasi anak sebelum dewasa dengan melibatkan pembinaan orang tua. Sebab, kebanyakan klitih masih beranggotakan anak-anak.

“Misalnya, kalau orang tua pergi lebih dari tiga hari, kan, ya, anak ini harus dititipkan pada tetangganya, bagi mereka yang belum berusia 18 tahun misalnya,” katanya. 

“Sehingga harapan saya dengan hal-hal seperti itu supaya bisa orang tua ini tetap bisa membangun hubungan dalam keluarga,” ujar Sultan.

Dia mencontohkan hubungan orang tua dan anak yang mulai terkikis pada zaman digital ini. Jika dahulu komunikasi bisa terbangun di meja makan, sekarang tidak bisa lagi lantaran anak dan orang tua sudah sibuk dengan gawainya sendiri. 

“Sekarang problemnya lain. Orang tua punya handphone, anak-anak punya handphone. Kalau dulu enggak ada handphone sama-sama makan pagi, siang, malam, bisa ngobrol di ruang makan. Tapi sekarang begitu makan bersama, tapi pada diam semua karena semua pegang hp semua. Akhirnya komunikasi di keluarga semakin sedikit,” ujarnya.

Sultan khawatir hal tersebut bisa melepaskan kekerabatan, sehingga anak tidak lagi betah di rumah.

Sementara itu, Ketua DPR RI, Puan Maharani, mengatakan, klitih juga dibahas dalam kunjungan kerjanya ke Pemda DIY. 

“Klitih salah satu yang kira bicarakan dan itu sudah dilakukan penanganan secara menyeluruh oleh gubernur bersama jajarannya,” kata Puan. 

Puan berharap tercipta kondisi adem ayem di Yogyakarta. Yogyakarta selama ini menjadi kota pendidikan dan menjadi salah satu tujuan belajar anak-anak dari seluruh penjuru negeri. DIY juga menjadi salah satu barometer provinsi-provinsi lain di Indonesia. 

“Bagaimana kemudian keluarga itu harus menjadi tiang dalam keluarga sehingga anak-anak mendapatkan perhatian dari orang tua dari lingkungannya. Jadi jangan anak-anak dibiarkan sendiri kemudian tidak mendapat perhatian sebagaimana diharapkan,” kata Puan. (**H)


Sumber: kunparan.com





Berita Terkait

Tulis Komentar