Dalam 5 Tahun Terakhir, 38 Gajah Sumatra Mati di Aceh

  • Kamis, 16 Januari 2020 - 18:37:27 WIB | Di Baca : 5824 Kali

SeRiau - Kematian gajah Sumatera di Aceh sepanjang tahun 2016-2020 tercatat sebanyak 38 ekor. Menurut Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Agus Arianto, penyebab kematian gajah tersebut 74 persen disebabkan konflik, 14 persen perburuan, dan sisanya mati dengan sendirinya.

Hal itu disebutkan Agus pada diskusi bertemakan “Gajah Sumatera Nasibmu Kini” yang digelar Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) di Banda Aceh, Kamis (16/1).

Agus menjelaskan, konflik satwa gajah dengan manusia disebabkan karena habitat gajah terganggu. Selain itu, sebagian besar gajah berada di luar kawasan konservasi.

“Konflik satwa semakin meningkat selama 5 tahun terakhir. Meningkat ini juga ditambah tidak ada strategi khusus penanganan konflik,” tutur Agus.

Menurut Agus, pada 2015 tercatat 39 kali konflik-konflik antara manusia dengan gajah. Jumlah ini meningkat pada tahun berikutnya, 2016 menjadi 44 kali. 

Sementara pada 2017 kasus konflik meningkat dua kali yaitu 103 kasus. Angka ini kemudian sedikit menurun tahun 2018 menjadi 73 kasus. Terakhir pada tahun 2019, konflik satwa meningkat sebanyak 107 kasus.

“Harapan saya ke depan dapat kita sosialisasikan agar dapat meminimalisir konflik gajah,” ujar dia.

Sementara itu Kabid Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh, Muhammad Daud menjelaskan, tidak benar ada pembiaran terhadap perlindungan satwa liar di Aceh. 

Pemerintah, menurut Daud, bahkan sudah membuat sejumlah regulasi, termasuk qanun Pengelolaan Satwa Liar yang masih menunggu penomoran dari Kemendagri.

“Tidak benar ada pembiaran, pemerintah sudah membuat sejumlah regulasi,” sebut dia.

Daud menambahkan, pemerintah sangat berkomitmen untuk terus menjaga hutan seluas 3,5 juta hektare di Aceh. (**H)


Sumber: kumparan.com





Berita Terkait

Tulis Komentar