PAN dan Demokrat Dinilai Tak Etis jika Bergabung dengan Koalisi Jokowi

  • Kamis, 23 Mei 2019 - 23:05:33 WIB | Di Baca : 1060 Kali

SeRiau - Peneliti departemen politik dan perubahan sosial dari lembaga CSIS Arya Fernandes mengatakan, wacana bergabungnya PAN dan Demokrat ke koalisi Joko Widodo-Ma'ruf Amin bakal memperkuat koalisi pemerintahan di parlemen.

Seperti diketahui PAN dan Demokrat pada Pilpres 2019 tergabung dalam koalisi pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Pasangan tersebut, menurut hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) kalah suara dari Jokowi-Ma'ruf dalam kontestasi Pilpres 2019.  

Namun, menurut Arya, tak etis jika kedua partai tersebut memutuskan bergabung dengan koalisi Jokowi.

"Kalau Anda pada pemilihan presiden berbeda dengan Jokowi tiba-tiba Anda datang, dari sisi etika politik itu kan tidak etis, tidak positif," kata Arya saat ditemui di Populi Center, Jakarta, Kamis (23/5/2019).

Arya mengatakan, putusan bergabungnya kedua parpol itu ada di tangan Jokowi. "Apakah dia ingin memperkuat Parlemen atau tidak," ujarnya.

Di sisi lain, PAN harus memiliki keuntungan jika bergabung dengan Jokowi. Partai yang terbentuk di era reformasi ini memiliki rencana politik lima tahun ke depan dan merasa keputusan dukungan terhadap  Prabowo-Sandiaga ternyata tidak berpengaruh pada peningkatan suara di Pemilu 2019.

Sedangkan untuk Demokrat, Arya menilai, jika partai tersebut bakal tak punya ruang untuk beraktualisasi jika tidak bergabung dengan koalisi Jokowi. Terutama untuk Komandan Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Tapi kalau dia (AHY) ada di dalam (pemerintah) jadi menteri dia punya aktualisasi politik yang tinggi dapat publikasi dikenal banyak orang lagi, kalau dia berada di luar kan dia enggak punya momentum berkreasi secara politik," pungkasnya.

Diketahui, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sudah dua kali melakukan pertemuan dengan presiden Joko Widodo.

Hal serupa juga dialami oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Pertemuan tersebut membuat publik menduga PAN dan Demokrat akan merapat ke koalisi Joko Widodo. (**H)


Sumber: KOMPAS.com





Berita Terkait

Tulis Komentar