Singapura Masih Jadi Investor Terbesar di RI

  • Selasa, 30 Oktober 2018 - 19:54:58 WIB | Di Baca : 1317 Kali

SeRiau - Investasi pada kuartal III 2018 sebesar Rp173,8 triliun. Realisasi ini mengalami penurunan sebesar 1,6% dibandingkan periode kuartal III 2017 yang sebesar Rp176,6 triliun.

Investasi ini terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tercatat Rp84,7 triliun. Mengalami kenaikan 30,5% dibanding periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp64,9 triliun.

Sementara, Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp89,1 triliun. Tak seperti PMDN, investasi PMA justru mengalami penurunan sebesar 20,2% dibanding periode yang sama di tahun 2017 yang senilai Rp111,7 triliun.

Lalu negara mana yang investasinya besar di Indonesia? Berikut datanya seperti dikutip laporan BKPM, Jakarta, Selasa (30/10/2018).

1. Investasi dari Singapura senilai USD1,6 miliar atau berkonstribusi 24,2%

2. Investasi dari Jepang senilai USD1,4 miliar berkontribusi 21,2%

3. Investasi dari Hong Kong senilai USD0,5 miliar berkontribusi 7,6%

4. Investasi dari Malaysia senilai USD 0,5 miliar berkontribusi 7,6%dan

5. Investasi dari China senilai USD0,5 miliar berkontribusi 7,6%.

Seperti yang diberitakan Okezone, Kepala BKPM Thomas Lembong menyatakan, penurunan ini disebabkan investor cenderung untuk wait and see untuk berinvestasi di Indonesia. Hal ini salah satunya di dorong penguatan Dolar Amerika Serikat (AS) yang memukul mata uang dunia lainnya, tak terkecuali Indonesia.

“Selain itu terjadinya negatif neraca perdagangan Indonesia periode Januari-September 2018, perang dagang Amerika Serikat, China, dan negara lain, menyebabkan investor bersifat “wait and see” dan menunda realisasi investasi yang sudah direncanakan," katanya.

Dia menjelaskan, tentunya realisasi investasi kuartal III 2018 yang turun akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Di mana pemerintah akan mengkaji dan mengevaluasi lagi kebijakan-kebijakan yang dianggap mengganggu stabilitas investasi.

"Pemerintah juga akan mengantisipasi faktor-faktor eksternal yang mungkin akan berdampak pada realisasi investasi di Indonesia kedepannya seperti krisis ekonomi yang terjadi di negara berkembang seperti Turki dan Argentina. Antisipasi ini perlu dilakukan untuk mencegah para investor menarik kembali modal yang telah diinvestasikan melalui pasar modal ataupun pasar uang,” jelasnya. (**H)


Sumber: Okezone





Berita Terkait

Tulis Komentar