Muncul Golfud Alias Golongan Mahfud, Tak Akan Golput di 2019

  • Kamis, 16 Agustus 2018 - 13:28:32 WIB | Di Baca : 1115 Kali

SeRiau - Blak-blakan Mahfud MD dalam program ILC pada Selasa (14/8), yang mengungkap kronologi kegagalannya menjadi cawapres Jokowi, bergulir menjadi isu politik baru dengan variabel Mahfud MD. 

Salah satunya muncul golongan Mahfud MD yang disingkat Golfud. Akronim ini bukan golongan serius seperti golongan atau kubu Jokowi vs Prabowo, tapi ungkapan bagi pihak-pihak yang pro terhadap Mahfud MD.

Isitlah itu di antaranya diungkap oleh aktivis Twitter yang juga intelektual muda NU, Akhmad Sahal, lewat akunnya @sahaL_AS. Golfud ditujukan untuk memilih kandidat di Pilpres 2019, agar kandidat terburuk tidak berkuasa.

"Sebelum tampil di ILC tadi malam, saya bertemu Pak Mahfud, dan saya tanya sikapnya tentang golput. Pak Mahfud enggak setuju golput. Menurtnya, pemilu bukanlah untuk memilih orang terbaik, tapi mencegah yag lebih jahat berkuasa. Ini bukan golput, tapi golfud: Golongan Mahfud," kicau Sahal.

Hal yang sama disuarakan oleh budayawan Goenawan Muhammad, dengan memberi penegasan akan tetap memilih Jokowi meski cawapresnya bukan Mahfud MD.

Sekjen PSI Raja Juli Antoni menyebut istilah golfud yang ramai di Twitter mungki tak bisa dipungkiri banyak yang kecewa Mahfud gagal menjadi cawapres. Namun yang terpenting, golfud atau golongan apa pun namanya, tidak golput.

"Ada yang masih kecewa dengan proses pemilihan cawapres Pak Jokowi. Saya kira kekecewaan itu wajar, sebuah proses politik konstitusional yang mesti kita sempurnakan di kemudian hari. Namun yang penting Golfud tidak Golput dan tetap dukung Pak Jokowi menuntaskan agenda pembagunan dan kesejahteraan rakyat," papar Toni, Kamis (16/8).

Sambil mengkritik Prabowo, Toni mengimbau para pendukung Mahfud tetap memilih Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

"Golfud mesti nyoblos Jokowi tahun depan, jangan sampai gak datang ke TPS kecuali kalau menginginkan gaya kepemimpinan otoriter-militeristik ala orde baru kembali berkuasa di Indonesia," kata Toni.

Di ILC, Mahfud menceritakan kronologi kegagalannya menjadi cawapres karena keinginan PBNU agar kadernya menjadi cawapres Jokowi. Jika tidak, maka Jokowi bisa kehilangan suara NU. Ma'ruf juga cerita tentang permintaan lingkaran istana agar dia menjadi cawapres, hingga soal ketersinggungannya oleh pernyataan Romahurmuziy soal pede jadi cawapres. (**H)


Sumber: kumparanNEWS





Berita Terkait

Tulis Komentar