Taufik, Pendaki Asal Bantul yang Ditemukan Tewas di Gunung Rinjani

  • Rabu, 26 April 2017 - 13:38:54 WIB | Di Baca : 1095 Kali
Yogyakarta, SeRiau- Taufik Budi Prasetyo (23) seorang pendaki asal Bantul ditemukan meninggal di Gunung Rinjani Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Korban ditemukan meninggal di Danau Segara Anak di kawah Gunung Rinjani pada hari Selasa (25/4/2017). Taufik mendaki gunung bersama dua rekannya, Muhammad Ali (21) dan Setio Teguh (22) pada hari Jumat (21/4/2017) mendaki Gunung Rinjani. Selama ini, korbaan bekerja di sebuah pabrik di Bogor dan meneruskan kuliah Universitas Jayabaya, Jakarta. Jenazah Taufik tiba di rumah duka di Desa Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro Bantul pada hari Rabu (26/4/2017) siang. Jenazah pada sore harinya langsung di makamkan di makan desa setempat. Dua rekan Taufik, Muhammad Ali dan Setio Teguh di rumah duka menuturkan setelah turun dari puncak gunung, mereka berkemah di Pos Danau Segara Anak pada hari Sabtu (22/4/2017) malam.  "Malam itu Taufik hanya bisa tidur 2 sampai 3 jam," ungkap Ali. Pada hari Minggu (23/4/2017), Taufik mandi di sebuah sumber air di sekitar danau. Dia memilih yang jauh dari keramaian, padahal biasanya tempat itu tidak digunakan pendaki mandi.  "Saat saya balik mau meletakkan wadah air, pas saya turun Taufik sudah enggak ada. Saya hanya menemukan peralatan mandi di tepi (danau)," katanya. Ali mengaku tak mendengar suara apapun. Padahal jarak antara Taufik dengan Ali hanya sekitar 50 meter. Jenazah Taufik ditemukan mengapung oleh Tim SAR. Kurang lebih tiga hari proses pencarian dilakukan, akhirnya pada hari Selasa (25/4/2017) korban ditemukan. Menurut dia, selam berteman Taufik dikenal sebagai anak yang lincah dan bersemangat. Namun saat mendaki gunung dia tampak murung. "Semalam sebelum kejadian dia sempat mengungkapkan kepada kami berdua saat beristirahat dari mendaki kalau ingin tidur lama," tutur Ali. Sementara itu ibu Taufik, Ny Suprapti (46) mengungkapkan anaknya sudah terbiasa mendaki gunung. Namun saat meminta izin akan mendaki Gunung Rinjani, ada perasaan berbeda. Saat menelpon dan meminta izin, dirinya seakan tak ingin mengizinkan korban berangkat.. "Kalau pendakian sebelumnya saya tidak khawatir, tapi pas di telpon (minta izin mendaki) mau ke Lombok, rasanya berat sekali," ungkapnya. Menurut dia, keluarga terakhir kali bertemu Taufik, dua minggu sebelum dia meninggal. Saat itu korban yang juga bekerja di sebuah pabrik di Bogor pulang ke Bantul, beberapa saat kemudian kembali ke Jakarta. "Taufik kuliah pakai biaya sendiri, dari hasil kerjanya di Bogor," katanya. (Sumber : Detiknews.com)





Berita Terkait

Tulis Komentar