Rektor Bacakan Puisi untuk Palestina di Hadapan Ratusan Wisudawan Umri

  • Sabtu, 22 Juni 2024 - 19:19:43 WIB | Di Baca : 295 Kali

 

Seriau,- Prosesi wisuda di Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) pada Sabtu (22/6) pagi sedikit berbeda dengan wisuda sebelumnya.

Rektor Umri Dr H Saidul Amin dengan semangkatnya membacakan puisi berjudul " Kau, Aku dan Palestina" karya Nima Ludias. Pembacaan puisi ini sebagai bentuk rasa peduli pada nasib rakyat Palestina yang kini masih berjuang lepas dari penjajahan Israel.

" Palestina, lukamu di sana, tetesan darahnya di sini. Jatuh bom di sana, ledakannya di sini. Setiap butir air mata di sana, rasa tertusuk sembilu di sini. Cambukan yang kau rasakan, bilurnya terasa di sini," kata Rektor dalam puisinya.

Setelah membaca puisi, rektor bersama senat dan 394 wisudawan sambil mengibaskan bendera yang mereka pegang diiringi lagu berbahasa Arab yang dinyanyikan dua orang mahasiswi.

" Prosesi wisuda kali ini memang difokuskan untuk menyuarakan keprihatinan pada rakyat Palestina," kata Saidul.

Dijelaskannya, saat ini telah terjadi ironi. Dimana perhatian dan aksi yang besar membela Palestina justru ditunjukkan sejumlah perguruan tinggi di negara barat. Sebaliknya, perguruan tinggi di negara-negara Arab terkesan diam dengan kejadian di Palestina.

Karena itulah, UMRI terdorong menyuarakan lebih lantang dukungan pada Palestina. Ia berharap, gegap gempita dukungan pada Palestina dan rakyatnya terdengar semakin luas di penjuru dunia.

Pada wisuda kali ini, UMRI menetapkan dua orang lulusan sebagai wisudawan terbaik. Untuk program S1, diraih oleh Khoirotun Nikmah dari Prodi Akuntansi. Khoirotun lulus dengan IPK 3,96.

Sementara, untuk program Diploma 3, wisudawan terbaik diraih oleh Riska Diana dari Prodi Keuangan dan Perbankan. Riska lulus dengan IPK 3,69. Sementara, dari total wisudawan yang dikukuhkan oleh Rektor saat itu, 59 orang di antaranya lulus berpredikat Dengan Pujian.

Kepada seluruh wisudawan, Rektor menyampaikan selamat atas kelulusan ini. Dia menyebut, setelah diwisuda, maka mereka akan kembali ke tengah masyarakat. Karena itu, diharapkan, mereka bisa melakukan dan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.

" Lulusan UMRI harus bisa jadi pemecah masalah. Bukan bagian dari masalah itu sendiri. Jika tidak bisa jadi matahari, paling tidak mereka mampu menjadi pelita yang menerangi sekitarnya," kata Saidul.

Selaku sarjana, mereka juga harus menunjukkan sikap kesarjanaannya. Selaku Muslim harus menunjukkan kemuslimannya dan sebagai warga Muhammadiyah mereka didorong bisa menjadi seperti mentari yang menyinari.

Sementara, Pj Gubernur Riau yang diwakili Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Riau, HM Suyanto mengapresiasi langkah UMRI yang dinilai telah memberi pendidikan terbaik pada masyarakat Riau. Menurut dia, dengan dukungan UMRI, Riau mampu meningkatkan kualitas pendidikan masyarakatnya.

Secara umum, tambah Suyanto, kemampuan anak-anak Riau tidak kalah dengan daerah lainnya di Indonesia. Hanya saja, ia menilai perlu terus mengembangkan jiwa berani berkompetisi dalam diri anak-anak Riau. Karena inilah yang membuat mereka berani menonjolkan kemampuan diri hingga bermanfaat bagi sesama.

Pemerintah Provinsi Riau, kata dia, selalu memberi dukungan pada perguruan tinggi. Salah satunya melalui penyaluran beasiswa demi membantu mahasiswa yang kuliah. Suyanto juga menegaskan, dalam hal penyaluran beasiswa, pemerintah tak pernah membeda-bedakan latar belakang lembaganya.

" Baik kampus negeri maupun swasta diperlakukan sama. Tidak ada pembedaan dalam penyaluran beasiswa. Seleksi dibuat terbuka. Jadi selama mahasiswa mampu, mereka berpeluang mendapat beasiswa," katanya (zal)
 





Berita Terkait

Tulis Komentar