Mahfud MD: Sampai Hari Ini Indonesia Masih Zero Virus Corona

  • Sabtu, 29 Februari 2020 - 14:51:48 WIB | Di Baca : 1048 Kali

SeRiau - Menko Polhukam, Mahfud MD, membantah sejumlah pihak yang meragukan Indonesia benar-benar terbebas dari virus corona. Mahfud mengatakan, pemerintah tidak pernah menyembunyikan kasus virus corona.

"Enggak ada (disembunyikan), siapa yang bilang. Media sosial itu ndak bisa dipercaya," kata Mahfud MD usai menjadi pembicara dalam Dialog Kebangsaan dan Launching Buku di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Sabtu (29/2).

Mahfud menjelaskan, sampai saat ini Indonesia menjadi salah satu negara yang zero virus corona. Menurutnya, isu virus corona di Indonesia merupakan ulah orang tak bertanggung jawab.

"Coba kalau ada di mana itu virus corona. Itu kan cuma orang mau bikin isu, yang tidak (ada virus corona di Indonesia) sampai hari ini ya. Saya tidak tahu kalau sampai besok tapi sampai hari ini tidak," katanya.

"Sampai hari ini Indonesia masih zero corona," tegasnya.

Meski demikian, Mahfud menjelaskan memang ada 232 orang yang diperiksa lantaran dianggap suspect virus corona. Namun menurutnya, belum ada yang dinyatakan positif virus corona.

"Tidak ada virus corona. Coba kalau ada. Kalau memang ada pasti ada korbannya tho, wong cirinya jelas didahului dengan panas, sesak nafas. Ini ndak ada orang penyakit seperti itu di sini. Jadi jangan percaya pada berita hoaks. Kita berdoa mudah mudahan sampai seterusnya (tidak ada virus corona di Indonesia)," kata Mahfud.

Keraguan Indonesia masih bersih dari virus corona salah satunya diungkap Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia dan Persatuan RS Seluruh Indonesia, Hermawan Saputra. Ia mengatakan Indonesia memiliki 260 juta penduduk, ratusan pulau, dan minimal ada 10 bandara internasional.

Kondisi itu menimbulkan risiko bagi Indonesia terpapar virus corona. Pendeteksian dini, kata Hermawan, harus diperkuat. Namun, saat ini di bandara saja pendeteksian virus ini hanya masih sebatas menggunakan thermal scanner.

"Di Indonesia ini mungkin kemarin ada cerita dari Australia, di bandara kita punya thermal scanner tapi model kita untuk assesment masih wawancara saja," kata Hermawan, di diskusi Polemik, di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (29/2).

Hermawan mengatakan, thermal scanner hanya digunakan untuk mengukur suhu badan saja. Thermal scanner tak mampu melihat seseorang terkena virus corona. Terlebih, masa inkubasi virus ini adalah 14 hari.

"Kalau orang baru (terpapar virus) ya tentu tidak akan muncul demam dan seterusnya (sehingga tak terdeteksi). Tentu ini jadi tantangan kita sendiri," kata dia. (**H)


Sumber: kumparan.com





Berita Terkait

Tulis Komentar