Massa Geruduk Pos TNI AL Pusong Lhokseumawe Berawal dari Teguran ke Bocah

  • Kamis, 18 April 2019 - 05:21:33 WIB | Di Baca : 1100 Kali

SeRiau - Massa di kawasan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pusong, Lhokseumawe, Aceh menggeruduk Pos TNI AL Pusong. Sejumlah fasilitas rusak dilempari batu hingga api sempat menyala di halaman pos.

Dihimpun dari keterangan di lokasi, awalnya ada warga yang mengaku anak kecilnya diduga telah dipukul oleh oknum petugas TNI AL pos tersebut. Mengetahui perihal tersebut, warga tersulut emosi. Mereka kemudian melancarkan aksi protes terhadap oknum petugas itu untuk bertanggung jawab tepat di halaman pos tersebut. Namun, aksi mereka tidak berbuah hasil.

Massa mulai ramai di lokasi sekitar pukul 22.55 WIB pada Rabu (17/4/2019). Massa yang kian ramai selanjutnya melakukan pelemparan batu ke arah pos hingga kaca depan pecah. Tak hanya itu, massa pun sempat menyalakan api.

"Saya terkejut melihat keponakan saya ada luka lebam di wajahnya," kata Bunda bocah tersebut, Safrina, ditemui detikcom, Kamis (18/4/2019) dinihari.

Saat itu, bocah tersebut melapor kepada keluarganya ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) Pusong. Saat itu keluarganya berada di TPS. Kemudian keluarganya kaget dan dia langsung menceritakan.

Ketika ditanya kenapa wajahnya bengkak, bocah yang masih duduk dibangku kelas Kelas 6 SD itu mengaku dirinya dipukul oleh oknum petugas pos setempat. Dia (bocah) kemudian menunjukkan siapa pemukul tersebut kepada keluarga sesampai di pos.

"Kalau begini diperlakukan, siapa yang tidak sakit hati," sebut Safrina.

Sementara Danlanal Lhokseumawe, Kolonel Laut (p) M. Sjamsul Rizal menjelaskan perihal insiden tersebut. Lokasi kejadian tidak jauh dari TPS desa setempat.

"Kejadiannya hanya ada anak kecil naik ke atas menara yang ada di halaman pos tersebut. Kemudian ditegur oleh anggota pos. Di sini anak kecil tersebut tidak mau. Kemudian dia lari dan akhirnya masyarakat langsung nyerang pos itu," kata Sjamsul kepada wartawan di Mako Kodim Aceh Utara, Kamis dini hari.

Setelah itu, terjadilah pembakaran dan pengrusakan hingga kaca pecah. Namun, terkait benar atau tidaknya insiden massa mengamuk itu diawali adanya penamparan yang diduga dilakukan oleh oknum petugas pos setempat, Sjamsul menepis kebenaran cerita itu.

"Tidak ada penamparan. Cuma ada kata-kata yang agak kasar saja. Atas insiden ini, kita sudah bertemu dengan kepala desa setempat dan ketua pemudanya. Semuanya sudah dilakukan musyawarah untuk jalan terbaik. Kita sudah saling memaafkan. Untuk yang terluka, kita akan obati. Yang rusak akan kita buat bersama-sama dengan masyarakat nantinya," sebut Sjamsul. (**H)


Sumber: detikNews





Berita Terkait

Tulis Komentar