Kondisi Global dan IHSG Hambat Pertumbuhan Reksa Dana Syariah

  • Jumat, 31 Agustus 2018 - 17:33:25 WIB | Di Baca : 1511 Kali

SeRiau - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pertumbuhan dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksa dana syariah tahun ini tak akan setinggi seperti 2017 kemarin.

Direktur Pasar Modal Syariah Fadilah Kartikasasi mengatakan kondisi pasar modal yang sedang berfluktuasi dan faktor ekonomi global menjadi penyebab jumlah dana kelolaan sulit tumbuh pesat.

"Saya tidak berani terlalu optimistis, karena underlying mostly saham. Saham saja seperti ini," ungkap Fadilah, Jumat (31/8).

Melihat perdagangan sesi I hari ini, IHSG ditutup melemah hingga 1,19 persen ke level 5.947 setelah sempat kembali ke area 6.000.

Sementara itu, usai ekonomi Turki yang bergejolak, kini giliran Argentina yang sampai harus meminjam dana kepada International Monetary Fund (IMF) sebesar US$50 miliar atau Rp700 triliun (kurs Rp14.000).

Di sisi lain, produk baru reksa dana syariah juga lebih banyak diterbitkan pada periode 2016 ke 2017. Tak heran, jumlah dana kelolaan melesat hampir 90 persen.

OJK mencatat total dana kelolaan pada 2017 sebesar Rp14,9 triliun, sedangkan tahun lalu menyentuh hingga Rp28,3 triliun.

"Kalau sekarang memang meningkat tapi tidak sesignifikan seperti 2016 ke 2017," imbuh Fadilah.

Ia mengatakan jumlah dana kelolaan reksa dana syariah hingga 16 Agustus 2018 baru sebesar Rp32,2 triliun. Angka itu hanya meningkat 13,78 persen secara year to date (ytd).

Terkait kondisi pelemahan nilai tukar rupiah, Fadilah menyebut tak berarti banyak pelaku pasar yang menarik dananya (redemption) di reksa dana. Hal itu bergantung pada kebutuhan atau profil masing-masing pelaku pasar itu sendiri.

"Tidak bisa generalisasi jadinya," jelas Fadilah.

Namun, ia menyebut reksa dana yang paling aman di tengah indeks yang berfluktasi dan pelemahan rupiah terhadap dolar AS adalah reksa dana pasar uang. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar