PDIP Tuding SBY Kerap Menyudutkan Megawati

  • Kamis, 26 Juli 2018 - 18:10:38 WIB | Di Baca : 1193 Kali

 

SeRiau - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membantah hubungan antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjadi penyebab Demokrat tak bisa berkoalisi dengan partai pendukung Joko Widodo. SBY dinilai selama ini hanya memolitisasi hubungannya dengan Megawati.

"Monggo silahkan lihat dalam jejak digital maupun media cetak, menjelang pemilu pasti Pak SBY selalu menyampaikan keluhannya tentang Ibu Megawati. Padahal Ibu Megawati baik-baik saja. Selama ini beliau diam karena beliau percaya terhadap nilai-nilai Satyam Eva Jayate, 'pada akhirnya kebenaranlah yang akan menang'," kata Hasto dalam keterangannya, Kamis, 26 Juli 2018.

Hasto menyebut keluhan SBY tersebut dilancarkan karena ingin mendorong anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), di Pilpres 2019. Demokrat menginginkan AHY bisa menjadi calon wakil presiden (cawapres).

"Seluruh pergerakan politik Pak SBY adalah untuk anaknya, sementara Ibu Megawati jauh lebih luas dari itu. Ibu Mega selalu bicara untuk PDI Perjuangan, untuk Pak Jokowi, untuk rakyat, bangsa, dan negara. Sementara Pak SBY selalu mengeluhkan hubungan itu," ujar dia.

Hasto mengungkit peristiwa yang terjadi menjelang Pilpres 2004. Saat itu, kata dia, SBY merasa sebagai orang yang dizalimi oleh Megawati. Padahal, lanjut dia, hal itu tidak benar.

Pada Pilpres 2014, salah satu ketua umum partai politik sempat mendesak Megawati agar bertemu SBY untuk memastikan kemenangan Jokowi. Namun, Megawati menolak. Pasalnya, Presiden ke-5 RI itu menganggap kemenangan Jokowi ada di rakyat.

"Sekiranya pertemuan saya dengan Pak SBY dianggap sebagai faktor utama kemenangan Pak Jokowi, maka kasihan rakyat yang telah berjuang. Banyak rakyat kecil yang iuran Rp20 ribu hingga Rp50 ribu untuk Pak Jokowi. Masak dukungan rakyat yang begitu besar untuk kemenangan Pak Jokowi kemudian dinihilkan hanya karena pertemuan saya," kata Hasto menirukan ucapan Megawati saat itu.

Oleh karena itu, Hasto menegaskan SBY menjadi penyebab gagalnya Demokrat berkoalisi dengan partai pendukung Jokowi. SBY dinilai terlalu rumit dalam mengkalkulasi dan hanya fokus dengan masa depan AHY.

"Jadi, sebaiknya pemimpin itu bijak, kalau tidak bisa berkoalisi dengan Pak Jokowi karena sikapnya yang selalu ragu-ragu, ya, sebaiknya introspeksi dan jangan bawa nama Ibu Mega seolah sebagai penghalang koalisi tersebut. Sekiranya Pak SBY mendorong kepemimpinan Mas AHY secara alamiah terlebih dahulu, mungkin sejarah bicara lain,"pungkas Hasto.

SBY memutuskan membentuk koalisi dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. SBY bercerita tentang proses terbentuknya koalisi itu.

Partai Demokrat sebelumnya disebut akan bergabung dengan koalisi pendukung Presiden Joko Widodo. Tapi, niatan itu tak tercapai karena SBY merasa tak diterima koalisi partai pendukung pemerintah.

"Setiap kami bertemu Pak Jokowi, selalu saya bertanya, 'Pak Jokowi apakah kalau Demokrat berada dalam koalisi, partai-partai koalisi itu bisa menerima kehadiran kami?'," kata SBY di Mega Kuningan, Jaksel, Rabu, 25 Juli 2018.

SBY mengaku Jokowi beberapa kali menawarkan Demokrat bergabung. Tapi, hubungan dengan Megawati menjadi penghalang.

SBY mengaku hubungannya dengan Megawati belum pulih. Sehingga, masih ada jarak antara Partai Demokrat dan partai pendukung Jokowi.

"Tapi itu terus terang merupakan pertanyaan saya karena melihat realitas hubungan Ibu Megawati dengan saya belum pulih. Jadi masih ada jarak, masih ada hambatan di situ," ungkap dia.

 

 


Sumber metrotvnews





Berita Terkait

Tulis Komentar