Takut Kena Virus Corona lewat Jaringan 5G, Desa Bolivia Hancurkan Menara Telekomunikasi

  • Selasa, 16 Juni 2020 - 19:15:01 WIB | Di Baca : 2005 Kali

SeRiau - Sebuah desa di Bolivia dilaporkan menghancurkan tiang komunikasi, karena takut tertular virus corona dari jaringan 5G.

Negara di Amerika Selatan itu belum mempunyai teknologi nirkabel tersebut, yang dianggap media masuknya virus itu berdasarkan unggahan yang viral di media sosial setempat.

Berdasarkan teori kosnpirasi yang menyebar di sana, radiasi elektromagnetk jaringan 5G bisa menyebabkan gejala virus corona, yang dimentahkan oleh ilmuwan.

Meski begitu seperti diberitakan AFP Selasa (16/6/2020), viralnya teori konspirasi itu membuat penduduk desa Yapacani percaya.

Kepala polisi setempat, Franklin Villazon, kepada harian lokal El Deber berujar, empat tiang komunikasi dihancurkan di kawasan dekat kota San Cruz itu.

"Kami kalah jumlah," kata Villazon. Meski tidak mendaapt insiden berarti, dia menyebut penghancuran itu adalah "aksi teroris".

Dilaporkan El Deber, penduduk desa Yapacani sebelumnya sudah melancarkan demonstrasi menuntut agar tiang tersebut bisa dirobohkan.

Menteri Dalam Negeri Arturo Murillo menyatakan, para pelaku penghancuran adalah kelompok yang loyal pada mantan Presiden Evo Morales.

Kelompok tersebut selain menghancurkan menara di Yapacani, dilaporkan juga merobohkan tiang jaringan 5G di San Julian dan Ichilo.

Kementerian Komunikasi Bolivia merilis pernyataan, yang isinya menuturkan bahwa negara mereka belum mempunyai teknologi itu.

Selain itu, pemerintah juga menekankan virus corona yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China, tidak menular melalui media tersebut.

Ketakutan akan teknologi nirkabel itu bakal menularkan Covid-19 tidak hanya terjadi di Amerika Latin. Namun juga di Eropa.

Pekan lalu, seorang pria di barat laut Inggris dipenjara karena membakar tiang jaringan 5G, takut jika dia sampai terinfeksi,

Saat ini, Bolivia melaporkan lebih dari 19.000 kasus Covid-19, dengan 632 di antaranya dinyatakan meninggal.

Adapun total jumlah kasus penularan Covid-19 di seluruh dunia sudah melebihi delapan juta orang, dengan korban meninggal hampir mencapai 440.000. (**H)


Sumber: KOMPAS.com





Berita Terkait

Tulis Komentar