Harga Emas Naik ke Posisi Rp7.000 Rabu Ini

  • Rabu, 21 Agustus 2019 - 09:57:34 WIB | Di Baca : 1146 Kali

SeRiau - Harga jual emas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berada di posisi Rp756 ribu per gram pada Rabu (21/8). Posisi tersebut naik Rp7.000 dibandingkan Selasa (20/8) kemarin. 

Sementara harga pembelian kembali (buyback) meningkat Rp6.000 dari Rp678 ribu per gram menjadi Rp684 ribu per gram.

Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp402,5 ribu, 2 gram Rp1,46 juta, 3 gram Rp2,17 juta, 5 gram Rp3,6 juta, 10 gram Rp7,13 juta, 25 gram Rp17,73 juta, dan 50 gram Rp35,38 juta. Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp70,7 juta, 250 gram Rp174,75 juta, 500 gram Rp352,8 juta, dan 1 kilogram Rp705,6 juta.

Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

Sementara harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX sebesar US$1.514,5 per troy ons pada pagi ini. Posisi tersebut melemah 0,08 persen dibanding Selasa (20/8). 

Sedangkan harga emas di perdagangan spot berada di posisi US$1.505,05 per troy ons atau melemah 0,14 persen dari kemarin. 

Analis Best Profit Futures Agus Prasetyo melihat pergerakan harga emas dunia masih cenderung melemah pada hari ini, meski sempat menguat beberapa poin pada sore kemarin. Pengaruh pergerakan harga komoditas ini berasal dari kelanjutan penguatan dolar Amerika Serikat. 

Mata uang Negeri Paman Sam menguat berkat kenaikan imbal hasil (yield) surat utang AS, US Treassury bertenor 10 tahun dari kisaran 1,47 persen ke 1,59 persen. Selain itu, peningkatan kurs dolar AS juga terdorong oleh sentimen dari kawasan Eropa. 

"Deflasi dan ekspektasi stimulus dari zona euro untuk menanggulangi perlambatan ekonomi global mendorong reli indeks dolar AS dan menekan harga emas," ungkap Agus kepada CNNIndonesia.com Rabu (21/8). 

Tercatat, deflasi kawasan Eropa mencapai 0,5 persen secara bulanan pada Juli 2019. Padahal, ekspektasi pasar maksimal hanya mencapai 0,4 persen. 

Deflasi kemudian turut mendorong pelemahan kurs euro Eropa dan menjadi sentimen positif bagi dolar AS.  Kemudian, penguatan dolar AS yang menekan harga emas juga muncul dari ekspektasi optimis pasar terhadap akhir perang dagang. Apalagi, pemerintah AS terus melonggarkan tekanan kepada China. 

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah menunda kebijakan peningkatan tarif bea masuk impor bagi produk-produk China. Kini, ada bantuan perpanjangan penangguhan hukum selama 90 harı bagi Huawei, perusahaan teknologi raksasa asal Negeri Tirai Bambu.

"Hal ini mendorong pemulihan aset berisiko dan menurunkan daya tarif safe haven, seperti emas," katanya. 

Sentimen terakhir datang dari arah kebijakan moneter bank sentral AS, The Federal Reserve yang akan disampaikan pada esok hari, Kamis (22/8) waktu setempat. Sebab, pasar berekspektasi The Fed akan kembali mempertegas kebijakan penurunan bunga acuan pada September mendatang.

Agus memproyeksi harga emas dunia akan resistance di posisi US$1.508 sampai US$1.540,15 per troy ons dan support di US$1.460,95 sampai US$1.488,4 per troy ons pada hari ini.  "Secara umum, harga emas berpotensi bergerak turun atar bearish terbatas di perdagangan selanjutnya," pungkasnya. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar