Seismograf Tersambar Petir, Gunung Anak Krakatau Dipantau Pakai Teropong

  • Kamis, 27 Desember 2018 - 21:31:27 WIB | Di Baca : 1419 Kali

SeRiau - Pengamatan aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda yang statusnya telah dinaikkan menjadi Siaga terpaksa dilakukan dengan alat teropong. Pasalnya, alat seismograf yang berfungsi mencatat getaran gempa vulkanik dari aktivitas gunung tersebut rusak akibat tersambar petir.

Kerusakan alat tersebut sudah berlangsung sejak Mei 2018 atau saat awal gunung itu erupsi. Petugas Pos Pantau Krakatau di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Suwarno mengatakan, sejak seismograf rusak praktis tidak bisa mencatat getaran gempa vulkanik dari aktivitas gunung tersebut.

“Alat seismograf rusak sejak Mei karena kena petir. Kita tidak bisa merekam getaran gempa yang terjadi. Sekarang sudah dibawa ke Banten untuk diperbaiki. Tapi, tidak perlu khawatir karena masih bisa dipantau dari teropong,” kata Suwarno, Kamis (27/12/2018).

Menurutnya, sepanjang hari ini aktivitas Gunung Anak Krakatau terus meningkat dan mengeluarkan suara dentuman disertai lontaran lava pijar serta abu vulkanik. Peningkatan aktivitas itu membuat PVMBG meningkatkan status dari Waspada menjadi Siaga.

Selain menyebabkan hujan abu di sejumlah daerah di Banten dan Lampung, meningkatnya erupsi Gunung Anak Krakatau juga mengakibatkan jalur penerbangan dialihkan.

Masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius lima kilometer. Semburan lava pijar dari Gunung Anak Krakatau terus terjadi.

Berdasarkan penglihatan visual Gunung Anak Krakatau saat ini masih tertutup kabut dan asap hitam. Sedangkan kegempaan mikrometer atau tremor terus-menerus amplitudo 9-35 dan amplitudo dominan 25 mm.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Pos Pantau Krakatau di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, perubahan level Gunung Anak Krakatau ini di mulai pada 27 Desember 2018 dari waspada menjadi siaga pada pukul 06.00 WIB. Aktivitas erupsi Gunung Anak Karakatau ini menyebabkan alat pendeteksi atau seismograf pos pantau rusak sejak Mei 2018.

“Pos pantau gunung anak krakatau sendiri mengimbau masyarakat dan wisatawan tidak di perbolehkan mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius lima kilometer,” tandasnya. (**H)


Sumber: okezone.com





Berita Terkait

Tulis Komentar