Pemerintah Susun Inpres Penanganan Gempa-Tsunami Sulteng

  • Selasa, 02 Oktober 2018 - 21:22:47 WIB | Di Baca : 1107 Kali

SeRiau - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan pemerintah saat ini tengah menyusun Instruksi Presiden (Inpres) tentang rehabilitasi dan pemberian bantuan kepada masyarakat pascagempa dan tsunami di Palu, Donggala dan sekitarnya di Sulawesi Tengah (Sulteng).

"Iya memang ada Inpresnya. Paling lambat minggu depan keluar," kata Basuki Basuki usai rapat terbatas mengenai penanganan dampak gempa dan tsunami Sulteng di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/10).

Pernyataan serupa disampaikan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Ia menyatakan Inpres Palu-Donggala prinsipnya sama seperti Inpres penanganan gempa Lombok beberapa waktu lalu. 

Inpres disebut akan menjadi dasar hukum kementerian dan lembaga dalam merehabilitasi, merekonstruksi, dan mengatur bantuan kepada masyarakat terdampak gempa serta tsunami. 

"Isinya akan mengatur kementerian dan lembaga berkontribusi dan juga ada dari bantuan asing bagaimana," kata Pramono. 

Pemerintah kali ini membuka pintu terhadap bantuan internasional. Setidaknya 14 dari 18 negara sudah menyatakan bakal membantu mulai dari tenda, rumah sakit lapangan, hingga pesawat Hercules C-130.

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyatakan meski tak ditetapkan sebagai bencana nasional, penanganan gempa tetap bertaraf nasional sama seperti gempa Lombok.

Kesadaran Masyarakat Soal Mitigasi Bencana

Selain itu, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta kesadaran masyarakat soal mitigasi bencana. Salah satunya adalah kesadaran tak mengambil atau menjaga keutuhan fungsi peralatan pengamanan, pendeteksi gempa bahkan tsunami seperti buoy. 

"Kami memerlukan kesadaran bersama masyarakat agar alat-alat itu tidak dirusak atau diambil karena sangat berguna," kata Jokowi di halaman tengah Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/10).

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan Indonesia tidak lagi memiliki buoy pendeteksi tsunami sejak 2012. Sebanyak 22 buoy yang tersebar di perairan Indonesia disebutkan telah rusak total. Rusak dan hilangnya buoy mencuat setelah gempa disertai tsunami terjadi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Buoy merupakan sistem pelampung yang diletakkan di tengah laut untuk mendeteksi gelombang pasang dan tsunami. Buoy adalah salah satu opsi pendeteksi dini tercepat peluang terjadinya tsunami di Indonesia. 

Jokowi menyatakan telah menginstruksikan lembaga terkait guna memperbaiki buoy. Pengamanan, katanya, diperlukan setelah alat pendeteksi berfungsi kembali.

"Saya perintahkan agar alat ini diperbaiki kemudian diawasi dan dijaga karena itu alat yang sangat penting dalam mendeteksi kejadian yang akan sangat terjadi," tutur mantan Wali Kota Solo ini. 

Selain itu, hilangnya buoy kini diselidiki Direktorat Polisi Air dan Udara (Dirpolairud). Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menuturkan penyelidikan dilakukan setelah seluruh proses penanganan dan pemulihan dampak bencana selesai. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar