KPU ungkap rumitnya hadapi Pemilu serentak 2019

  • Selasa, 08 Mei 2018 - 23:49:59 WIB | Di Baca : 1368 Kali

SeRiau - Komisioner Komisi Pemilihan Umum RI Hasyim Asy'ari, mengungkapkan, kemungkinan terburuk yang terjadi ketika di pemilihan umum (pemilu) 2019 mendatang. Salah satunya kesalahan dalam mengirim surat suara.

"Potensi setelah cetak surat suara. Distribusinya sangat mungkin salah kirim. Karena ada nama-nama yang mirip. Misalnya Purwokerto, Purwakarta, Purbalingga, Probolinggo," kata Hasyim, Selasa (8/5).

Hasyim menjelaskan, tahun 2019 nanti, pemilih akan dihadapkan dengan situasi pilihan yang sangat banyak. Berbeda dibandingkan tahun lalu April 2014.

"Dulu April memilih DPR, DPD, DPRD, dan bulan Juli memilih Presiden, pada saat ini dilakukan bersamaan," kata dia.

Bayangkan, setiap partai politik menggunakan kesempatan mencalonkan kader sebagai Anggota DPR, DPD, DPRD. Setidaknya, KPU mencetak 2.592 jenis surat suara.

"Katakanlah setiap partai 10 kursi kalau Partai Nasional ada 16 partai berarti untuk DPR saja 160 calon. Kalau di DPR ada tiga tingkatan nih tinggal dikalikan 3 kalau DPD itu bisa dibuat rata sekitar 30 calon 160 kali 3 ditambah 30 kemudian nanti ditambah pasangan calon Presiden," kata dia.

"DPR RI ada 80 daerah pemilihan, kemudian DPD Provinsi ada 272 daerah pemilihan, Kemudian DPRD Kabupaten/Kota dan 2.206 daerah pemilihan. DPD Daerah Pemilihan (Dapil) ada 34. Jadi 4 Lembaga ini total daerah pemilihannya ini 2.592 itu artinya KPU akan menyiapkan desain suara jenisnya, bukan jumlah. Totalnya 2.592 jenis," sambung dia.

Belum lagi, situasi demografis Indonesia, Warga Negara yang berada di luar negeri. Karenanya, KPU akan memikirkan langkah strategis dalam upaya meminimalisir kesalahan.

"Perencanaan persoalan strategis dari segi waktu, presisi jumlah, pengiriman. Kami juga akan menghadapi situasi harus akurat menulis nama partai, nama calon, Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Dapil," tutup dia. (**H)


Sumber: Merdeka.com





Berita Terkait

Tulis Komentar