23 Diplomat Rusia Diusir dari Inggris

  • Kamis, 15 Maret 2018 - 12:45:33 WIB | Di Baca : 1207 Kali

SeRiau - Pemerintah Inggris mengusir 23 diplomat Rusia karena kasus mantan mata-mata yang diracun di Salisbury, 4 Maret 2018 lalu.
 
Pengusiran ini terkait ultimatum Perdana Menteri Inggris Theresa May yang mendesak Rusia untuk mengungkap keterlibatannya atas insiden peracunan terhadap Sergei Skripal dan putrinya.
 
Selain pengusiran, Pemerintah Inggris juga menangguhkan kontak tingkat tinggi, termasuk untuk Piala Dunia. PM May mengatakan kepada parlemen Inggris bahwa Rusia telah gagal untuk menanggapi permintaannya untuk menjelaskan bagaimana bahan kimia yang dirancang Soviet, Novichok, digunakan di kota Inggris Salisbury pada 4 Maret.
 
Pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika berpihak tegas kepada Inggris, menolak klaim Moskow bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan terhadap Sergei Skripal dan putrinya.
 
"Amerika Serikat percaya bahwa Rusia bertanggung jawab atas serangan terhadap dua orang di Inggris, dengan menggunakan agen saraf kelas militer," Duta Besar AS Nikki Haley mengatakan pada pertemuan tersebut, seperti dikutip AFP, Kamis 15 Maret 2018.
 
Gedung Putih juga mengeluarkan pernyataan bahwa AS 'berdiri dalam solidaritas dengan sekutu terdekatnya'.
 
"Insiden tersebut sesuai dengan pola perilaku di mana Rusia mengabaikan tatanan peraturan internasional, merongrong kedaulatan dan keamanan negara-negara di seluruh dunia, dan upaya untuk menumbangkan dan mendiskreditkan institusi dan proses demokrasi Barat," pernyataan Gedung Putih.
 
Sekutu NATO telah menyatakan dukungan mereka untuk Inggris setelah penggunaan pertama agen saraf di Eropa sejak Perang Dunia II.
 
"Tidak ada kesimpulan alternatif selain bahwa negara Rusia bersalah atas percobaan pembunuhan terhadap Skripal dan putrinya," kata May kepada parlemen.
 
"Ini merupakan penggunaan kekuatan yang tidak sah oleh negara Rusia melawan Inggris," tegas May.
 
Rusia sendiri membantah keras tuduhan dari Inggris. Melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zhakarova, mereka mendesak Inggris untuk memberikan bukti atas tuduhan keterlibatan.


(Sumber : metrotvnews.com)





Berita Terkait

Tulis Komentar