Trans Sumatra Terancam Bila HK Tak Kantongi Suntikan Modal

  • Kamis, 12 Juli 2018 - 11:11:43 WIB | Di Baca : 1228 Kali

 

 

SeRiau- Pembangunan jalan tol Trans Sumatra terancam finis tak tepat waktu apabila PT Hutama Karya (Persero), selaku konstruksi jalan yang menangani, gagal memperoleh Penyertaan Modal Negara alias suntikan modal senilai Rp12,5 triliun.

Direktur Keuangan HK Anis Anjayani menyebut proyek jalan tol sepanjang 1.480 kilometer (km) tersebut membutuhkan ekuitas mencapai Rp170 triliun. Nah, persoalannya, hingga kini, pemenuhan ekuitas baru mencapai Rp41,18 triliun yang diperoleh dari dukungan konstruksi, ekuitas partner, sekuritisasi aset, termasuk PMN pada 2015-2016 lalu. 

Artinya, perseroan masih harus menutup kebutuhan ekuitas sebesar Rp128,68 triliun. Sementara, ekuitas perseroan saat ini hanya sekitar Rp8,6 triliun. "PMN harus masuk, kalau tidak nanti kami tidak bisa melanjutkan," terang Anis di Gedung DPR/MPR, Rabu (11/7). 


Rencananya, permintaan PMN pada tahun depan akan digunakan untuk percepatan pembangunan ruas Tol Pekanbaru-Dumai sebesar Rp3 triliun dan Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung Rp4 triliun. 

Lalu, ia melanjutkan untuk Tol Kisaran-Indrapura sebesar Rp1 triliun, Kualatanjung-Tebing Tinggi-Parapat Rp1,614 triliun, Pekanbaru-Padang Rp2 triliun, serta Medan-Aceh Rp886 miliar. 

Sedangkan ruas Tol Medan-Binjai, Palembang-Indralaya, dan Bakauheni-Terbanggi Besar sudah rampung sekitar 80-90 persen, sehingga bisa dioperasikan pada tahun ini. Ketiga ruas tol itu selesai lebih dulu karena kebutuhan ekuitas dipenuhi oleh hasil sekuritisasi aset perseroan dan PMN 2015-2016 senilai Rp5,6 triliun. 


Sementara, bila PMN tahun depan tidak bisa didapat oleh perseroan, maka perseroan akan mempertimbangkan skema sekuritisasi aset dari tiga ruas tol yang sudah bisa dioperasikan pada tahun ini. 

"Yang sudah beroperasi ini mungkin bisa disekuritisasi, tapi belum tahu bisa dapat berapa," imbuhnya. 

Opsi selanjutnya, perseroan akan menggunakan skema turnkey project dan mengusulkan PMN ke pemerintah pada tahun selanjutnya. "Alternatif lain, nanti ada underlying asset bila perseroan menerbitkan surat utang (obligasi) dengan penjaminan dari pemerintah," tutur Anis. 

 

Di sisi lain, perseroan akan mendapat bantuan dari kerja sama dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (Japan International Cooperation Agency/JICA). 

"Nanti juga ada bantuan untuk membuat tunnel (terowongan) dari JICA. Mereka bangun tunnel untuk memperpendek jalan karena memotong Bukit Barisan," tandasnya.


(Sumber : CNNindonesia.com)





Berita Terkait

Tulis Komentar