Presiden Diminta Evaluasi Menteri Rini

  • Selasa, 01 Mei 2018 - 22:07:34 WIB | Di Baca : 1227 Kali

SeRiau -  Kiprah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno kembali disorot. Percakapannya melalui telepon dengan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir mengenai proyek, menjadi pemicu.
 
"Tidak ada yang cemerlang selama kepemimpinannya," kata Pengamat pasar modal, Adler Haymans Manurung, melalui keterangan tertulis, Selasa, 1 Mei 2018.
 
Pernyataan Adler dipicu beredarnya percakapan itu. Terlepas dari peristiwa tersebut, ia melihat banyak kebijakan kontroversial yang dibuat Rini. Seperti, kerap menggonta-ganti direksi BUMN. Ia mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengevaluasi Rini dari jabatannya saat ini.
 
Menurut dia, kebijakan itu membuat jajaran direksi tak bisa bekerja dengan tenang. Hal ini bisa berpengaruh terhadap performa dan kepercayaan publik terhadap BUMN. Di sisi lain, kata dia, banyak BUMN yang sudah go public.
 
“Kebijakan Rini (soal gonta-ganti direksi BUMN) ini banyak yang kontraproduktif bagi kemajuan perusahaan-perusahaan pelat merah,” kata dia. Adler khawatir kebijakan Rini justru menjadi beban politik bagi Jokowi.
 
Pengamat politik anggaran, Arif Nuralam, sependapat. Menurutnya, Presiden harus mengevaluasi Rini, apakah kinerjanya masih di dalam trek atau justru sudah di luar.
 
“Sekalipun penempatan menteri hak prerogratif Presiden, namun isu soal percakapan Rini dengan Sofyan harus diusut. Jika ada unsur percobaan transaksi, sepantasnya Rini dievaluasi," tutur Arif.
 
Presiden Joko Widodo tidak mau berkomentar soal rekaman itu. "Saya tidak mau komentar sebelum semuanya jelas," ucap Jokowi di acara Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2018 di Jakarta, Senin, 30 April.
 
Sebelumnya, beredar rekaman pembicaraan yang diduga melibatkan Rini dan Sofyan. Rekaman itu diunggah pertama oleh akun @walikota_parung yang berisi rekaman percakapan dengan cover tulisan Rini dan Sofyan. Dalam rekaman itu, dibahas mengenai pembagian fee proyek.
 
Di Solo, Rini Soemarno menyatakan rekaman percakapan dirinya dan Sofyan Basir yang tersebar itu adalah percakapan mengenai proposal proyek storage gas.
 
"Pembicaraan saya dengan Pak Sofyan membicarakan mengenai ada proposal, untuk apa namanya storage gas," kata Rini, Minggu, 29 April.
 
Rini mengatakan rekaman tersebut tak lengkap dan sudah dipotong-potong. Dalam rekaman itu, lanjut dia, seolah-olah ada permintaan pembagian saham yang diatur oleh dirinya dan Sofyan Basir.
 
"Iya dipotong-potong, bikinnya sepertinya Pak Sofyan yang minta dan saya yang minta. Padahal, kita selalu berjuang agar BUMN lebih baik ke depan. Sehingga, BUMN bisa survive 100 tahun ke depan. Itu komitmen kita sebagai seluruh direksi BUMN," kata Rini.

 

sumber metrotvnews





Berita Terkait

Tulis Komentar