Tepis Tuduhan Tak Ramah Islam, PDIP: Ada Salat Jumat di Kantor

  • Ahad, 28 Januari 2018 - 17:29:50 WIB | Di Baca : 2285 Kali

SeRiau.com - Wasekjen PDIP Ahmad Basarah mengatakan partainya berulangkali mendapatkan tuduhan sebagai partai yang tak ramah dengan Islam. Basarah menepis tudingan itu.

"Bahwa dalam dinamika politik pilkada black campaign sering dialamatkan kepada PDIP, kita sama sama tahu, kami paling sering dapat tuduhan partai yang tak ramah terhadap Islam, partai komunis, partai PKI, partai pendukung kafir dan lain-lain, saya kira Bu Mega akan berdiri kokoh untuk menjelaskan kepada calon kepala daerah dan kepada masyarakat luas bahwa PDIP itu parpol berasaskan Pancsila," ujar Basarah di Hall Leonie, Wisma Kinasih, Jalan Raya Tapos, Depok, Minggu (28/1/2018). 

"Sebagai satu contoh. Kantor PDIP di Jalan Diponegoro 58, hampir setiap Jumat menyelenggarakan salat Jumat berjamaah. Ini suatu bukti. Bahwa kami parti yang religius yang menghormati ibadah-ibadah umat beragama karena salat jumat dapat dilakukan di kantor partai maka kantor DPP PDIP ada salat jumat berjamaah," sambung Basarah.

Basarah menilai tudingan yang disampaikan kepada partainya itu tak berdasar. Tuduhan itu disebutnya hanya untuk mendiskreditkan PDIP.

"Jadi demikian tuduhan bahwa PDIP tak ramah terhadap Islam adalah tuduhan keji yang memiliki motif untuk menghancurkan PDIP di mata umat Islam," tuturnya 

Menurut Basarah, PDIP tetap berpegang teguh pada ajaran Bung Karno. Salah satu ajaran Bung Karno adalah bangsa Indonesia yang diharuskan bertuhan.

"Secara ideologis PDIP adalah partai menjunjung tinggi sila ketuhanan. Sila ketuhanan yang diajarkan Bung Karno adalah memerintahkan kepada bangsa Indonesia termasuk PDIP adalah orang religius, yang islam menjalankan perintah ajaran tuhannya menurut Islam, yang kristen menjalankan ajarannya menurur kristen, hindu menjalankan ajarannya menurut hindu," imbuhnya.

Dia lantas mencontohkan komitmen PDIP terhadap islam dengan membentuk Baitul Muslimin Indonesia. Badan tersebut merupakan wadah PDIP untuk mengembangkan pemikiran islam.

"Kita semua diminta menjadi bangsa yang religius. Kalau dikatakan tidak ramah terhadap islam, Bu Mega tak mungkin mendirikan Baitul Muslimin Indonesia sebagai sayap islam di PDIP yang bertugas mengembangkan pemikiran keislaman Bung Karno. Sudah bekerja sama dari kader ormas Islam. Ada kader-kader Muhammadiyah, kader dari NU, menjadi pengurus bahkan menjadi anggota DPR dari fraksi PDIP. PDIP adalah partai politik yang senantiasa mensinegikan antara islam dan nasionalisme," tuturnya. 

 


sumber detik.com





Berita Terkait

Tulis Komentar