Yasonna Siap Dicopot Bila Kebobrokan Lapas Tak Segera Diperbaiki

  • Rabu, 10 Mei 2017 - 06:04:25 WIB | Di Baca : 882 Kali
Jakarta, SeRiau- Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengaku siap dicopot Presiden Joko Widodo (Jokowi) bila tidak berhasil memperbaiki permasalahan klasik di lembaga pemasyarakatan (lapas). Yasonna ingin agar perbaikan lapas segera terwujud. "Untuk pekerjaan ini ke depan, buat saya menteri hari ini dicopot, nggak apa-apa. Tapi saya mau buat satu kebaikan. Apa sih? Kalau kita tidak melakukan sesuatu yang baik, tetap sama? Nggak ada gunanya," ujar Yasonna ketika memberikan arahan kepada para kepala kantor wilayah (kakanwil) di Graha Pengayoman, Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM), Jalan HR Rasuna Said, Kav 6-7, Jakarta Selatan, Rabu (10/5/2017). Kabar terakhir yang membuat Yasonna ngamuk adalah kaburnya ratusan tahanan/narapidana (napi) dari rumah tahanan (rutan) Klas II B Sialang Bungkuk di Pekanbaru, Riau. Menurut Yasonna, insiden itu tak hanya soal kaburnya para tahanan tetapi ada yang lebih bobrok. "Persoalan yang di rutan Pekanbaru, bukan soal pelarian saja. Dari pelarian itu membukakan mata kita bahwa ada sesuatu yang sangat bobrok," kata Yasonna dengan nada tinggi. Yasonna lalu memperlihatkan foto tahanan yang menderita cacat di bagian kaki. Setelah itu, ia juga memperlihatkan foto napi yang mendapat makanan dengan cara yang tidak layak. "Sudah sagat tidak manusiawi," tutur Yasonna setelah memperlihatkan foto tersebut di layar besar. Kepada jajarannya, Yasonna berharap mereka mengevaluasi tiap lapas di Indonesia. Yasonna ingin diberikan data yang akurat, salah satunya peta dan jumlah penghuni lapas. Bila bisa digeser, ia pun menyarankan untuk menggeser napi ke lapas/rutan yang masih bisa menampung. "Saya sangat berharap, saya sangat berharap sekali saudara-saudara evaluasi semua. Lapas A, B kondisinya bagaimana, petanya bagaimana, berapa napi, berapa yang bisa digeser, geser aja. Potensi budaya apa? Lihat. Eksploitasinya apa?" Yasonna mencontohkan ada beberapa keluarga napi yang ingin menjenguk sanak saudaranya di lapas, namun harus memberi uang tambahan kepada petugas lapas jika ingin bertemu dengan waktu yang lama. "Bayangkan ada yang jalan 8 jam jalan, nunggu 2 jam antreannya 15 menit (bertemu) pulang. Mau nambah? Tambah uang. Itu saya dengar," ucap Yasonna. (Sumber : Detiknews.com)





Berita Terkait