Pemerintah Pastikan Kesiapan Distribusi Vaksin Covid-19

  • Rabu, 02 Desember 2020 - 11:03:40 WIB | Di Baca : 9395 Kali

 

SeRiau - Pemerintah tengah memastikan kesiapan vaksin Covid-19 menjelang pelaksanaan program vaksinasi guna mengatasi pandemi yang disebabkan oleh virus corona jenis baru SARS Cov-2 ini.

Berbagai persiapan sudah dilakukan, mulai dari meninjau langsung fasilitas produksi vaksin di Tiongkok, melakukan uji klinik fase 3 di kota Bandung terhadap 1.620 relawan, hingga menyiapkan sistem satu data terintegrasi, guna memastikan kelancaran dan ketepatan sasaran vaksinasi nantinya.

Kementerian Kesehatan juga menyiapkan sumber daya manusia (SDM) seperti dokter umum, dokter spesialis, perawat, bidan, dan vaksinator untuk mempersiapkan program vaksinasi. Selain dari sisi kesiapan pemerintah, masyarakat juga perlu mengetahui apa saja yang harus dipersiapkan saat vaksin datang.

Vaksinolog Dirga Sakti Rambe menyampaikan bahwa hal yang pertama perlu diketahui adalah vaksin itu produk biologis yang sangat rentan pada perubahan suhu. Oleh karena itu, lanjutnya, vaksin perlu disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius, dan suhu ini harus dijaga dari pabrik sampai ke Puskesmas. Ini yang disebut dengan cold chain (rantai dingin).

Proses distribusi vaksin di Indonesia dari Aceh sampai Papua sudah menggunakan sistem cold chain yang baik, hingga ke pelosok negeri.

"Kelengkapannya sudah standar misalnya cold box, itu sudah tersedia semua di Indonesia," kata Dirga dalam dialog produktif 'Setelah Vaksin Datang, Apa yang Perlu Disiapkan?' yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Senin (30/11).

Kedua, lanjut Dirga, Indonesia punya BUMN farmasi yang terpercaya, Bio Farma yang sudah memproduksi vaksin untuk diekspor ke 106 negara lebih, dan sudah diakui WHO.

"Ini tugas kita bersama untuk menjaga cold chain," lanjutnya. Sambil menunggu kehadiran vaksin dan pelaksanaan program vaksinasi nanti, Dirga mengimbau kepada masyarakat untuk melengkapi informasi yang benar terkait dengan vaksin.

"Informasi yang benar dan terpercaya memberikan pemahaman yang lebih baik bagi masyarakat dan mengurangi keresahan dan keraguan yang timbul dari penyebaran informasi hoaks terkait vaksin. Karena sekarang banyak sekali informasi yang tidak benar," katanya.

Dia menambahkan bahwa vaksin apa pun yang sudah mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah dipastikan efektivitas dan keamanannya. Oleh karena itu, masyarakat diminta tidak khawatir tentang hal tersebut.

Indonesia sendiri pernah melaksanakan program vaksinasi yang dikenal juga dengan program imunisasi rutin. Artinya, negeri ini telah memiliki rekam jejak dalam pelaksanaan vaksinasi.

Kemudian, Dirga menyampaikan masyarakat tidak perlu khawatir dengan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) karena biasanya berdampak ringan dan segera sembuh dalam waktu satu hingga dua hari.

"Yang perlu masyarakat ketahui, manfaat vaksinasi itu jauh lebih besar dari efek sampingnya. KIPI itu mayoritas bersifat ringan seperti bengkak kemerahan di bekas suntikan, kemudian ada demam sebagai tanda vaksinnya bekerja," ungkapnya.

Masyarakat yang akan mendapatkan vaksinasi nantinya adalah orang dalam kondisi sehat. Ada pun, vaksin Covid-19 akan diberikan kepada dewasa dengan rentang usia 18-59 tahun.

"Nanti dokter atau tenaga kesehatan yang menjadi petugas pasti akan melakukan pemeriksaan [screening]sebelum diberikan vaksin. Yang penting pada hari tersebut kita merasa sehat secara umum," terangnya.

Untuk mematangkan persiapan vaksinasi, Kementerian Kesehatan tengah melatih 23.000 tenaga vaksinator, selain juga didukung ratusan ribu tenaga kesehatan lainnya. Kesiapan tenaga kesehatan di daerah-daerah juga tengah dipastikan untuk mendukung program vaksinasi nantinya.

Dirga menyebut bahwa keberadaan vaksin sangat penting dalam mengendalikan pandemi. Namun, dia mengingatkan bahwa vaksin tidak seketika memusnahkan pandemi.

"Kita harus sadari, karena ada proses distribusi yang panjang. Belum lagi jumlah penduduk kita yang lebih dari 260 juta jiwa. Oleh karena itu sembari menunggu vaksin dan bahkan sampai nanti vaksinnya ada, kita harus terus menerapkan protokol pencegahan 3M," ujar Dirga.

 

 

 

Sumber CNN Indonesia 





Berita Terkait

Tulis Komentar