Kemarau, Puluhan Ribu Warga Kabupaten Bogor Krisis Air Bersih

  • Kamis, 17 September 2020 - 05:10:37 WIB | Di Baca : 1518 Kali

SeRiau - Sebanyak 10.613 kepala keluarga terdampak bencana kekeringan yang melanda sebanyak 28 desa di 11 Kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hal itu merupakan dampak dari Hari Tanpa Hujan (HTH) selama musim kemarau tahun ini.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut saat ini Pemerintah Kabupaten Bogor tengah fokus untuk mendistribusikan bantuan air bersih ke beberapa titik di 9 Kecamatan dan wilayah lain secara bertahap.

"Hingga laporan yang diterima, total air yang sudah didistribusikan sebanyak 280.000 liter," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (16/9).

Menurut prakiraan cuaca dan musim dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia masih dapat berlangsung hingga bulan Oktober, khususnya di sebagian besar Pulau Jawa.

Sedangkan untuk musim penghujan di Indonesia akan dimulai secara bertahap di akhir bulan Oktober, terutama dimulai dari wilayah Indonesia Barat, hingga sebagian besar wilayah Indonesia.

Merespons prakiraan BMKG, Raditya meminta agar Kepala Daerah dan Pemerintah Pusat untuk meningkatkan kesiapan dalam menghadapi kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis.

"Para pemangku kepentingan di daerah diharapkan dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air pada musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan," jelasnya.

Sementara itu, di Desa Rancabungur yang merupakan salah satu desa terdampak, warga setiap hari terpaksa harus antre air bersih di salah satu mata air untuk kebutuhan minum dan kebutuhan aktivitas lainnya seperti mandi dan cuci baju.

Selain mengandalkan mata air warga juga terpaksa menambah pengeluaran untuk membeli air galon.

Kasi Kesra Desa Rancabungur, Aceng mengaku dampak dari kemarau panjang ini sudah cukup meresahkan warga. Kini warga sangat kesusahan untuk mencukupi kebutuhan konsumsi air minum, hingga kebutuhan lainnya.

"Desanya sudah mulai kekeringan, malah di desa Rancabungur itu ada 44 RT, 11 RW, 2 Kadus," kata Aceng dikutip dari siaran CNNIndonesia TV, Kamis (3/9) lalu.

Warga terpaksa berduyun-duyun datang ke salah satu sumber mata air di desa, meski rute perjalanan menuju sumber mata air tidak mudah. Para warga terpaksa menjalani rutinitas itu, sebab sumur pribadi warga mayoritas sudah tak lagi terisi air.

"Kondisinya karena memang jauh dari warga, jadi warga datang dengan susah payah dengan kebutuhan air bersih," kata Aceng.

Salah satu warga Rancabungur, Narsih, mengaku bencana kekeringan ini sudah melanda desanya dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Ia pun berharap segera mendapat bantuan air bersih dari Pemerintah sehingga warga tak perlu bersusah payah mendatangi sumber mata air.

"Kekeringan sudah tiga bulan, ya semua [warga] pada kesini di rawa, buat cuci dan buat minum, airnya bersih bisa diminum langsung," kata dia.

Adapun rincian desa dan wilayah yang terdampak kekeringan lainnya meliputi Desa Koleang, Desa Pagersari, Desa Barengkok, Desa Situ, Desa Curug, Desa Kalong Sawah, Desa Tegal Wangi, Desa Sipak dan Desa Jugalajaya di Kecamatan Jasinga.

Kemudian Desa Hambalang, Desa Sukahati dan Desa Tajur di Kecamatan Citeureup, Desa Tegal Panjang dan Desa Mekarwangi di Kecamatan Cariu, Desa Cigudeg di Kecamatan Cigudeg, Desa Leuwikaret dan Desa Nambo di Kecamatan Klapanunggal.

Selanjutnya Desa Sukasirna, Desa Weninggalih, Desa Singga Jaya, Desa Nyangegeng, Desa Garung dan Desa Jonggol di Kecamatan Jonggol, Desa Antajaya dan Desa Sirnasari di Kecamatan Tanjungsari.

Serta Desa Batangsari di Kecamatan Rancabungur, Desa Kirapandak di Kecamatan Sukajaya, Desa Ciampea di Kecamatan Ciampea dan Desa Kalong Liud di Kecamatan Nanggung. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar