Mahfud MD: Corona Lebih Banyak Membunuh dalam Kondisi Lockdown

  • Selasa, 26 Mei 2020 - 18:52:15 WIB | Di Baca : 1584 Kali

SeRiau - Beberapa negara menerapkan lockdown atau karantina wilayah untuk menghentikan penyebaran virus corona, sementara Indonesia memilih kebijakan bernama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Meski lockdown berhasil di banyak negara, Menko Polhukam Mahfud MD menilai kebijakan lockdown justru berdampak buruk pada masyarakat. Berdasarkan jurnal yang ia baca, lockdown menyebabkan tingginya angka kematian dalam masa pandemi ini.

"Saya sudah baca di berbagai jurnal ini. Sekarang justru yang lebih banyak membunuh karena orang dilockdown," ujar Mahfud dalam Webinar bersama UNS, Selasa (26/5).

Mantan Ketua MK itu mengatakan PSBB hanya membatasi kegiatan penduduk, tidak mengurung mereka di dalam rumah dan negara menjamin kebutuhan hidup.

"Lockdown itu dalam arti, kita tidak pakai istilah lockdown, lockdown itu istilah yang umum saja, orang dikurung, tidak boleh pergi, tidak boleh keluar masuk. Tapi kalau kita istilahnya pakai pembatasan gerakan, PSBB, Pembatasan Sosial Berskala Besar. Jadi membatasi gerakan. Itu zaman nabi sudah ada," ungkap Mahfud.

Kebijakan lain pendukung PSBB, kata Mahfud langsung disiapkan pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi beban yang dipikul masyarakat saat masa PSBB diterapkan.

"Kebijakan sosial, betapa kita kasih uang kepada orang miskin, sebanyak 110 juta orang miskin selama tiga bulan kita subsidi Rp 600 ribu per kepala selama tiga bulan," kata Mahfud.

"Ini sungguh-sungguh. Kita membuat rumah sakit. Ketika orang-orang berebutan alat kesehatan, kita kaget semua, di mana yang ada, di luar negeri ada, tidak bertanya berapa harganya. Pokoknya langsung pesen kita karena rebutan dengan negara lain yang pada waktu itu juga gampang semua," tutup Mahfud MD. (**H)


Sumber: kumparan.com





Berita Terkait

Tulis Komentar