BMKG: Dentuman Dini Hari di Jabodetabek Bukan akibat Gempa

  • Sabtu, 11 April 2020 - 10:41:09 WIB | Di Baca : 1416 Kali

 

 

 

SeRiau - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa suara dentuman atau gemuruh yang terdengar masyarakat di Jabodetabek pada Sabtu (11/4) dini hari bukan akibat gempa tektonik.

"Terkait suara dentuman yang beberapa kali terdengar dan membuat resah masyarakat Jabodetabek, maka sejak tadi malam hingga pagi hari ini pukul 06.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan tidak terjadi aktivitas gempa tektonik yang kekuatannya signifikan," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, Sabtu (11/4).

Rahmat mengakui memang ada aktivitas gempa kecil di Selat Sunda pada pukul 22.59 WIB dengan magnitudo M 2,4. 

Gempa tektonik itu terletak pada koordinat 6,66 LS dan 105,14 BT, tepatnya di laut pada jarak 70 kilometer arah selatan barat daya Gunung Anak Krakatau di kedalaman 13 kilometer. 

Meski demikian, menurutnya, kekuatan gempa tersebut tidak signifikan dan tak dirasakan oleh masyarakat.

"Beberapa sensor seismik BMKG, baik eksisting dan sensor baru, yang dipasang tahun 2019 mencatat adanya event gempa di Selat Sunda dengan sangat baik," kata dia.

Selain itu, BMKG juga menyatakan monitoring kegempaan yang dilakukan tidak mencatat adanya aktivitas seismik imbas dari aktivitas gunung Anak Krakatau yang erupsi dan melontarkan kolom abu setinggi 657 meter pada Jumat (10/4) malam pukul 21.58 WIB.

"Erupsi Gunung Anak Krakatau kali ini berdasarkan catatan sensor BMKG lebih lemah dibandingkan erupsi yang terjadi pada 22 Desember 2018 lalu," kata dia.

Sebelumnya, masyarakat dihebohkan dengan suara dentuman dan gemuruh terdengar di wilayah Jabodetabek dini hari tadi. Banyak warganet di media sosial yang melaporkan kaca rumahnya bergetar dan bergeser karena dentuman tersebut.

 

 


Sumber CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar