37 Kali Gempa Susulan Terjadi di Bali-Lombok, Ini Penjelasan BMKG

  • Senin, 23 Maret 2020 - 06:18:40 WIB | Di Baca : 1247 Kali

SeRiau - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat 37 kali gempa susulan terjadi hari ini di Samudera Hindia Selatan Bali. BMKG menyebut gempa terus terjadi di daerah itu karena patahan lempeng Indo-Australia.

Berdasarkan analisis BMKG, gempa susulan tertinggi bermagnitudo 5,2 (dimutakhirkan M 5,0) terjadi pada Minggu (22/3/2020) sekitar pukul 13.48 WIB. Gempa sempat terjadi di lokasi yang sama dengan kekuatan magnitudo 6,3 terjadi pada Kamis (19/3).

"Jika memperhatikan lokasi episenter, kedalaman, dan mekanisme sumbernya tampak bahwa gempa yang terjadi masih merupakan rangkaian gempa susulan dari gempa utama dengan magnitudo M 6,3," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dalam keterangannya seperti diterima detikcom.

Rahmat mengatakan ada sekitar 37 gempa susulan bermagnitudo sekitar 2,9 hingga 5,2 terjadi setelah itu. Dia menyebut gempat ini terjadi karena adanya patahan di lempeng dasar laut Indo-Australia.

"Gempa ini memiliki mekanisme patahan turun (normal fault) dengan deformasi batuan terjadi pada bidang tekukan Lempeng Indo-Australia yang mengalami gaya tarikan lempeng (ekstensional)," ucapnya.

Dia menyebut pada lokasi inilah slab lempeng samudra Indo-Australia "mulai" menunjam dan menekuk ke bawah lempeng benua Eurasia di Selatan Bali dan disinilah patahan itu terjadi. Menurutya ini terjadi luar zona subduksi.

"Karena patahan batuan terjadi di zona sumber gempa di luar zona subduksi (outer rise)," ujarnya.

Berdasarkan catatan BMKG gempa signifikan yang bersumber di zona outer rise Bali tidak hanya saat ini saja terjadi. Sebelumnya zona outer rise Bali pernah mengalami gempa signifikan sebanyak 3 kali, yaitu (1) pada 9 Juni 2016 dengan magnitudo 6,0 (2) pada 17 Maret 2017 dengan magnitudo 5,3 (3) pada 9 Juni 2019 dengan magnitudo 5,1 dan pada 19 Maret 2020 magnitudo 6,3.

Rahmat meminta agar masyarakat waspada terkait fenomena ini. Karena, sebutnya, gempa semacam ini paling mungkin sebabkan tsunami.

"Kita patut waspada dan tidak boleh abai, karena zona sumber gempa ini mampu memicu gempa besar dengan mekanisme turun sehingga dapat menjadi generator tsunami," sebut Rahmat. (**H)


Sumber: detikNews





Berita Terkait

Tulis Komentar