SeRiau - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat lebih dari 100 ribu jiwa masih mengungsi akibat gempa yang mengguncang Maluku, Ambon. Gempa berskala 6,5 magnitudo itu terjadi pada 26 September 2019 lalu.

"Korban mengungsi 111.490 jiwa," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Agus Wibowo, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/10).

Selain itu, BNPB juga mencatat ada 1.267 korban luka dan 37 korban meninggal karena bencana itu. Tak hanya itu, 7.199 rumah mengalami kerusakan, baik rusak ringan maupun berat.

Wilayah terdampak meliputi Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah hingga Kabupaten Seram Bagian Barat.

Status tanggap darurat tingkat provinsi pun berlaku hingga 9 Oktober 2019. Sementara untuk Kabupaten Maluku Tengah berlaku hingga 10 Oktober 2019.

Menurut Agus, ada beberapa kendala penanganan bencana ini. Yakni pengungsi tidak pada satu titik kumpul di masing-masing desa, terbatasnya sarana dan prasarana yang mendistribusikan air bersih, terputusnya akses jalan dan jembatan sehingga menyulitkan pasokan BBM ke Kabupaten Seram Bagian Barat, hingga kesulitan komunikasi di Kabupaten Maluku Tengah.

Agus menyebut pihaknya sedang melakukan pendampingan kepada Pemda setempat dalam menangani bencana ini. BPBD daerah juga sudah mendirikan tenda pengungsi di beberapa lokasi, seperti RSU Haulussy Kudamati dan RSU Tulehu.

"BNPB juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk kembali ke rumah bagi yang tidak terdampak dan mengikuti imbauan dari pihak terkait," ujar dia. (**H)

Sumber: kumparan.com