Jemaah Haji Banyak Ambruk karena Kelelahan di Mina, 6 Orang Meninggal

  • Senin, 12 Agustus 2019 - 05:50:47 WIB | Di Baca : 1294 Kali

SeRiau - Jemaah haji Indonesia banyak yang ambruk karena kelelahan di sepanjang perjalanan dari dan ke lokasi lontar jumrah di Mina. Kebanyakan mereka mengalami heatstroke karena kepanasan saat berjalan menuju jamarat dari maktab yang lokasinya jauh. Sedikitnya enam orang meninggal dunia hingga pencatatan Minggu (11/8).

Di pos khusus terowongan Mina, terdapat sekitar empat jemaah yang menerima infus di pinggir jalan. Seorang jemaah terbaring tidak berdaya, sementara dia menerima pertolongan pertama dari petugas kesehatan.

Jemaah yang kepanasan menerima semprotan air dingin. Mereka langsung diperiksa tensinya, lalu diminta beristirahat. Jika diperlukan tindakan lebih lanjut, jemaah tersebut akan dilarikan ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) yang terletak di maktab 50, ujung terowongan Mina.

Kondisi KKHI luar biasa sibuk. Tim dokter dan perawat bekerja tanpa henti menangani jemaah yang menderita sakit. Direktur KKHI Madinah, Amsyar Akil, mengatakan, kebanyakan jemaah menderita heatstroke atau dehidrasi.

Heatstroke dan dehidrasi ini yang kemudian memicu komplikasi penyakit. "Kami rujuk ke RSAS (Rumah Sakit Arab Saudi) akibat dehidrasi yang memicu komplikasi jantung," kata Amsyar.

Menurut catatan KKHI, dalam dua hari pelaksanaan lempar jumrah di Mina, sudah 158 pasien yang ditangani. Sebanyak 16 di antaranya langsung dilarikan ke rumah sakit karena menderita sakit berat.

Enam Meninggal

Menurut data sekretariat operasional Armuzna (Arafah Muzdalifah dan Mina), enam jemaah meninggal dunia dalam dua hari terakhir hingga Minggu malam (11/8). Total jemaah yang meninggal dunia di tanah suci hingga saat ini mencapai 116 orang.

Seorang jemaah di Mina dilaporkan meninggal dunia di dalam Terowongan Muasim. Menurut sertifikat kematiannya, penyebab kematian jemaah berusia 72 tahun asal Bandung itu adalah syok kardiogenik atau terganggunya kinerja jantung sehingga pasokan darah tidak mencukupi.

Sebagian besar yang meninggal dunia adalah jemaah usia tua antara 60-90 tahun. Mereka menderita serangan jantung, stroke, atau gangguan pernapasan. Hal ini terjadi karena mereka kelelahan berjalan dari tenda menuju lokasi lontar jumrah. 

"Dari pintu sini (KKHI) ke jamarat mencapai sekitar 2 kilometer. Total bolak-balik sekitar 5 kilometer. Jarak terjauh adalah Mina Jadid, bisa 10 kilometer bolak-balik," kata Amsyar.

Amsyar mengimbau jemaah untuk melindungi diri dengan payung, masker, dan terus minum air putih. Dia juga menyarankan agar jemaah tua dengan risiko tinggi penyakit agar dibadalkan saja pelemparan jumrahnya. (**H)


Sumber: kumparan.com





Berita Terkait

Tulis Komentar