Selain Telur, Susu Sapi Juga Bisa Sebabkan Alergi

  • Rabu, 10 April 2019 - 19:59:18 WIB | Di Baca : 2053 Kali

SeRiau - SUSU kerap dianggap sebagai minuman terbaik di dunia karena kandungan nutrisi yang ada di dalamnya. Susu sendiri terdiri dari berbagai macam tergantung darimana mereka berasal. Sebagian masyarakat umumnya menggunakan susu sapi sebagai asupan nutrisi pengganti makanan.

Meski demikian, tahukah Anda apabila susu sapi ternyata paling banyak menyebabkan alergi di dunia? Menurut WHO, kejadian alergi paling banyak disebabkan oleh telur disusul dengan susu sapi di urutan kedua. Sebanyak 30-40 persen penderita alergi mengalami asma, eksim dan kolik.

Sebagaimana diketahui, alergi adalah suatu respon dari sistem kekebalan tubuh yang tidak normal untuk mengenali bahan-bahan dari luar. Tentunya hal ini sangatlah berbahaya jika tidak ditangani dengan baik, pasalnya respon kekebalan menjadi tidak normal terhadap sesuatu yang tidak berbahaya bagi manusia.

Menurut Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, SpA(k), M.Kes, sebenarnya ada beberapa hal yang bisa menyebabkan alergi pada seseorang. Selain alergen yang disebabkan oleh susu sapi, kacang tanah dan telur. Alergi juga bisa menyebar dari tungau yang hidup pada debu rumah.

“Paling banyak di indonesia adalah telur kedua ada susu sapi. Alergi lainnya bisa disebabkan oleh debu, tungau, kulit binatang dll. Tungau paling sering menyebabkan alergi karena terhirup, pasalnya mereka hidup dari debu,” terang Prof Budi, saat diwawancarai Okezone dalam acara Sarihusada World Allergy, Rabu (10/4/2019).

Selain dua faktor yang telah disebutkan di atas yakni makanan dan debu, riwayat dari anggota keluarga yang memiliki alergi juga turut berperan. Anak yang lahir dengan cara cesar lebih berpotensi mengalami alergi ketimbang yang lahir dengan cara spontan/normal.

“Apabila kedua orangtua memiliki riwayat alergi maka 40-60 persen anaknya akan mengalami alergi. Tingkat tersebut akan semakin meningkat menjadi 60-80 persen jika kedua orangtuanya memiliki manifestasi yang sama,” lanjutnya.

Sang anak berpotensi sebesar 20-30 persen mengalami alergi apabila salah satu orangtuanya memiliki turunan alergi. Risiko akan semakin menurun hingga 25-30 persen jika saudara kandung memiliki riwayat alergi.

Namun bukan berarti seseorang akan terbebas dari alergi apabila tidak memiliki riwayat alergi. Anak mereka masih berpotensi sebesar 5-15 persen terkena alergi karena faktor ilmiah. (**H)


Sumber: Okezone





Berita Terkait

Tulis Komentar