Ma'ruf Amin: Ulama Kalau Beda Pendapat Tak Perlu Mengkafirkan

  • Ahad, 06 Januari 2019 - 07:44:11 WIB | Di Baca : 1225 Kali

SeRiau - Cawapres KH Ma'ruf Amin menutup rangkaian kunjungannya di Bogor dengan menghadiri haul ke 6 Syekh Abdul Qodir Al Jailani di Pondok Pesantren Raudhoh Al Hikam, Cibinong tadi malam. Ma'ruf bercerita tentang sifat Rasulullah SAW yang santun dan berharap para ulama di Indonesia tak mengkafirkan mahzab yang beda pendapat.

"Kalau kamu keras, galak, keras hati tentu mereka akan lari, akan kabur dari sekitarnya. Ini kenapa Rasul dalam tempo singkat bisa mengubah masyarakat jahiliyah karena caranya yang santun. Ternyata santun itu rahmat Allah," kata Ma'ruf di lokasi, Sabtu (5/1/2019).

Ma'ruf menilai cara-cara yang dicontohkan Rasul tersebut juga dilakukan para ulama di Indonesia sehingga Indonesia menjadi negara dengan penduduk mayoritas muslim di dunia.

"Kita bangsa Indonesia patut bersyukur, dulu Indonesia bukan umat agama Islam, berkat ulama dan auliya diubah menjadi mayoritas muslim. Itu bukan kerja gampang, karena mereka mengikuti tuntunan Rasul. Bagaimana Rasul ngajak orang yaitu dengan cara santun," sebut Ma'ruf.

Menurut Ma'ruf, Rasulullah dalam berdakwah juga menggunakan cara-cara yang tidak memaksa, mengintimidasi, mengancam dengan hoax dan teroris, atau memaki. Rasul menggunakan cara yang santun, toleran, dan tidak pernah mengganggu orang lain.

"Makanya para ulama kalau beda pendapat pakai pendekatan itu juga, masing-masing saja. Tidak perlu kita menjelekkan mazhab yang lain, apalagi memusyrikkan, mengkafirkan. Para ulama kita sangat santun. Makanya para ulama mengembangkan. Ketika di Indonesia banyak partai, (ada istilah) partai ente partai ente, partai kita partai kita, tidak perlu saling menghinakan," ujarnya.

Ketua Umum MUI ini juga menjelaskan ajaran ulama mengajak untuk saling mencintai, apalagi sesama muslim, dan bukan saling membenci dan memusuhi. Perumpamaan orang mukmin satu dan yang lain yang saling menyayangi ialah jika ada salah satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh tubuh akan merasakan sakit.

"'Kami jadikan kalian bersuku-suku, berbangsa-bangsa, untuk saling mengenal, saling ta'aruf, saling menyayangi'. Ini ajaran ulama kita dalam membangun hubungan sesama muslim maupun juga non muslim bahkan lain negara," tegasnya. (**H)


Sumber: detikNews





Berita Terkait

Tulis Komentar