Menag: Akademisi Islam Jangan di Atas Menara Gading

  • Selasa, 18 September 2018 - 18:50:44 WIB | Di Baca : 1123 Kali

SeRiau - Forum The 18th Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2018 digelar di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa, 18 September 2018. Masalah radikalisme dan inklusivisme dalam Islam menjadi tema utama yang dibicarakan dalam pertemuan para sarjana Islam dunia tersebut.

Dalam pembukaan acara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengungkapkan, forum seperti ini penting agar studi Islam tidak teralienasi dari dinamika sosial di masyarakat. 

"Dalam diskusi akan dibahas sejauh mana para pakar studi Islam merespons dan memberikan solusi, atas persoalan sosial keagamaan yang belakangan ini mengganggu kerukunan," kata Lukman seperti dilansir dalam keterangan tertulis, Selasa, 18 September 2018. 

Lukman menuturkan, kasus-kasus intoleransi, penodaan agama, persekusi hingga kasus radikalisme dan terorisme membutuhkan respons yang tidak bersifat reaktif belaka, tetapi membutuhkan kajian serta penelitian empirik. 

Untuk itu, para akademisi Islam tidak boleh berada di atas menara gading yang terlalu asyik dengan penelitian, serta diskusi yang tidak berkontribusi dalam menyelesaikan masalah sosial, politik, kebangsaan, baik di Indonesia maupun dunia.

"Era keterbukaan global telah melahirkan tantangan di mana-mana, tak terkecuali bagi Indonesia. Bergesernya kecenderungan keagamaan menjadi lebih konservatif dan kepentingan politik yang menunggangi adalah contoh dinamika masyarakat yang secara riil menciptakan masalah. Terhadap yang demikian itu kita wajib merespons dengan kearifan," ujarnya. 

Lukman berharap, konferensi ini melahirkan kontribusi nyata yang dipersembahkan kepada dunia yang damai. Salah satu kontribusi yang diinginkan dari akademisi Islam adalah menularnya gagasan populisme. 

"Kabar baiknya, sejauh ini dunia semakin menyadari bahwa Islam Nusantara dan memiliki kekhasan tersendiri dalam merespons radikalisme dan konservativisme berbasis agama," katanya.

300 Makalah

AICIS adalah forum kajian keislaman yang diprakarsai Indonesia sejak 18 tahun lalu. Pertemuan para pemikir Islam ini menjadi barometer perkembangan kajian Islam dan tempat bertemunya para pemangku kepentingan studi Islam dunia.

Dalam pertemuan yang diprakarsai oleh Kementerian Agama RI ini, sebanyak 300 makalah dan paper akan dibahas, dalam diskusi tingkat tinggi yang diikuti oleh para akademisi studi Islam dalam berbagai jurusan.

Dalam kegiatan itu sebanyak 1.700 sarjana studi Islam dari seluruh dunia membicarakan adanya gap antara teks-teks Islam dengan praktik di lapangan. Pertemuan AICIS tahun ini bertema "Islam in a Globalizing World: Text, Knowledge and Practice.”

Keynote speaker dalam serangkaian sidang ini adalah Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin dan Dominik Müller Ph.D dari Max Planck Institute for Social Anthropology, Jerman, yang merupakan pakar antropologi agama dengan penelitiannya berbasis di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. 

Pembicara asing lainnya adalah Prof. Dr. Hans Christian Gunther dari Albert Ludwig Universitat, Freiburg, Jerman; Dr. Hew Wai Weng dari University Kebangsaan Malaysia; dan Dr. Ken Miichi dari Waseda University, Jepang. (**H)


Sumber: VIVA





Berita Terkait

Tulis Komentar