Ketua YKPI: Kanker Payudara Kini Banyak Menyerang Remaja

  • Jumat, 07 September 2018 - 21:05:47 WIB | Di Baca : 1448 Kali

SeRiau - Penyakit kanker payudara saat ini menjadi penyakit yang paling tinggi menyebabkan kematian bagi perempuan di Indonesia dibandingkan kanker lainnya. Bahkan saat ini penyakit yang penyebabnya belum diketahui secara pasti ini telah menyasar kepada anak remaja putri usia 15 tahun dibandingkan beberapa dekade sebelumnya yang banyak menimpa para perempuan usia 40 tahun ke atas.

"Jadi saat ini kanker payudara itu tidak saja menyerang pada perempuan yang usianya di atas 40 tahun namun remaja putri usia 15 tahun bisa terserang penyakit kanker," kata Linda Agung Gumelar, ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) di sela acara penandatanganan kerja sama antara Siemens Healthineers dengan YKPI di Yogyakarta, Jumat 7 September 2018.

Atas kasus remaja sudah terdeteksi penyakit kanker payudara maka YKPI saat ini gencar turun ke sekolah-sekolah SMP hingga SMA untuk memberikan sosialisasi tentang penyakit kanker payudara yang bisa diidap oleh remaja putri. YKPI dalam kunjungan ke sekolah mengampanyekan periksa payudara sendiri untuk mengetahui adanya gejala kanker payudara yang tidak diberikan oleh sekolahan.

"Jadi remaja putri itu bisa mendeteksi dini penyakit kanker payudara dengan memeriksa payudaranya sendiri. Misalnya kok ada benjolan maka sesegera mungkin diperiksakan," ungkapnya.

Sayangnya juga, kata Linda, pada kasus remaja putri yang mengidap kanker payudara mereka mencari pengobatan yang lain sehingga ketika dibawa ke rumah sakit dalam kondisi stadium 3 atau 4.

"Akhirnya remaja putri tersebut tidak bisa selamat," tuturnya.

Mantan menteri Pemberdayaan Perempuan ini juga menambahkan kanker payudara tidak saja menyerang perempuan, namun kini telah menyerang kaum laki-laki. Dipastikan jika yang menderita kanker payudara laki-laki maka kanker payudara tersebut ganas.

"Di Indonesia sudah ada kasus seperti ayah dari penyanyi Melly Goeslaw, yang meninggal karena kanker payudara," tuturnya.

Dr. Daniel Makes, ketua ASEAN Breast Disease Association (ABDA) mengatakan kasus penyakit kanker payudara pada remaja putri yang kian marak ditemukan di Indonesia terjadi lebih banyak karena pola hidup, polusi, dan tingkat stres yang tinggi.

"Kondisi ini juga mendorong kita untuk melakukan sosialisasi kepada remaja putri untuk melakukan skrining yang bisa dilakukan secara sendiri yaitu dengan periksa payudara sendiri atau melakukan pemeriksaan secara massal dengan gratis karena skrining dengan alat cukup mahal dan tidak di-cover BPJS," ungkapnya.

Menurutnya, dengan wilayah Indonesia yang sangat luas dengan keterbatasan dokter spesialis menangani penyakit kanker, maka dokter umum pun sebenarnya bisa memberikan pelayanan deteksi dini penyakit kanker. Ketika pasien memeriksakan kepada rumah sakit yang ada pelayanan skrining kanker payudara maka tidak dalam kondisi sudah parah atau stadium 3 atau 4.

"Semakin dini diketahui penyakit kanker payudaranya maka semakin tinggi harapan hidupnya dan tertangani. Namun sayangnya banyak kasus karena tidak ada deteksi dini maka pasien yang berobat kanker payudara sudah dalam kondisi parah sehingga tidak bisa diselamatkan," tuturnya. (**H)


Sumber: VIVA





Berita Terkait

Tulis Komentar